Saturday, August 21, 2021

The Olive Gunung Salak

 Staycation ala Bolangers




Beres WFH, tetiba masuk panggilan video call dari the gengs..Punggawa Mang Basy muncul mukanya sambil nyegir.."iseeng aja sri"..

Ngobrol bertiga dengan Aa Gembul sambil berusaha terus menyambung ke Bu DM, tapi lagi-lagi sambungan tidak tersambung.

"Gimana neeh, Semarang jadi gak ?" (Mang Basy buka wacana)

" Hayuukk lah, mau ke Lasem beta euuyy" (disambut dengan muka bahagia beta)

" tapi lu bisa gak, Lang ? kan lu mau grand opening bulan mei" (Lagi mang Basy tanya)

"gampang, makanya jangan awal Mei karena gue target buka di awal bulan, yaah paling gak 2 mingguan baru bisa lepas ke anak-anak" (Aa Gilang menjawab Mang Basy)

"nah lu gimana Sri ?", proyek bisa lu tinggalin ?" (giliran Mang Basy tanya ke Beta)

"bisa minta izin ke Kakak beta, yang khawatir gak dapat cuti dari kantor aja beta mah" 

" yah udah paling tanggal segini..(sebut tanggal)..gimana lu pada bisa gak ?" (Mang Basy tanya ke semuanya)"

"Bolehlah, kan itu ada libur jadi cuman cukup 1 hari cuti aja" (disamber ama beta)

kembali tetap mencoba menyambungkan sambungan telp ke Bu DM dan sekian kalinya tidak diangkat. 

" tapi kemana dulu kita ini, Lasem ? Kota Tua ?"

"kondisi gini Bas, riweuh ke tes-tes an dan libur panjang itu pasti lokasi wisata " 

" ya udah yang dekat-dekat aja"

"Sukabumi, Ciletuh aja"

"dah pernah gue"

" Pulau Macan ajah Beib" (Usulan dari bendahara Bolangers - Jeng Delvy)

"Boleh-boleh, yg cottage depan laut yah"

(rame-rame buka google dan cari rate, bla bla lanjut diskusinya)

"Pulau Macan mehoonngg sist, hahaha"

"Dah Ujung Kulon ajah "

"Eduun"

"Myrna mana nih..? Coba sambungin lagi Sri"

"sonde diangkat mang"

" Ya udah, besok aja lanjutin sapa tau Myrna ada ide lain"

"siaapp"

Berakhirlah pembicaraan ketong, kurang lebe 1 jam ngalor ngidul merencanakan kemana liburan Bolanger selanjutnya. 

Keesokan harinya, ramai di group chat dengan kemunuclan Bu DM, dan cerita semalam. Chat-chat antara kita orang semua berakhir dengan keputusan satu lokasi Villa yang ditawarin oleh jeng Delvy. 
File Pdf dishare dan semuanya setuju..Beta yang timbul tenggelam di group hari itu setuju untuk lanjut pas malam hari.

Daaannn, hari H akhirnya pun tiba, Hari Minggu jam 12, Mang Basy menjemput beta di rumah Arimbi dan meluncur 2 mobil ke lokasi staycation, masuk tol dan istrahat makan siang di rest area. 

The Olive, villa yang disetujui oleh kita semua, terletak di Tugujaya, Cigombong. Exit tol Cigombong, mendekati rel kereta api, arah mobil memasuki sebuah gang. Ikuti jalur gang, lama-lama mikir untung gak pake fortuner beta, kalo sonde yakin beta bete hahaha..jalanan kecil dan ragu-ragu ada tempat seperti itu di jalur yang kami  lewati. 

Ternyata, jalur masih masuk kedalam banyak vila-vila yang disewakan. Bahkan ketong liat Balai penelitian IPB ketika melewati jalur menuju The Olive.

Lihat foto dibawah ini ??

Lajur yang kelihatan di sebelah kanan ini, lajur yang menguji skill mengemudi para lelaki di Bolangers hahha..secara lajur beton semen, tapi karena hujan jadi rada hancur, ada break lajur yang tidak di beton dan berbatu sambil menanjak. Sampai pada satu tanjakan dari bawah, mobil Yaris Mang Basy seperti sonde bisa  naik dan gas poolll..sigap matikan ac, sambil lirik cemas ke Mang Basy soalnya beta rasa nya mau dorong mobil ajah bercampur aduk dengan rasa takut..bisa banyangin ??? hahaha yah gitu deh

Tapi akhirnya lolos dari tanjakan dan lanjutkan perjalanan menuju lokasi vila. Sampai vila, Aa Gembul dan Mang Basy buka kap mobil untuk mendinginkan mesin, menghilangkan bau kampas kopling dan saling ngobrol sambil keketawaan..




Disambut dengan prokes ketat, kami berkenalan dengan anak pemilik vila The Olive yang special datang dan menginap untuk menjamu ketong..jangan salah brur..bukan karena Bolangers tapi karena Jeng Delvy dapat special invitation untuk review vila jadi sekalian ketong ikutan dan pastinya kas bolangers digunakan. Oh iya, perkenalkan Jeng Delvy ini Youtuber Bogor yang special review new hipe nya bogor termasuk vila ini. Bisa di follow and subcribe yah channel Jeng Delvy. cari ajah Delvy Yenti, dijamin details, visibility-nya bagus dan reviewnya pun teratur..ppssst promosi gak apalah.. ya ya

Sambil menunggu Jeng Delvy bekerja untuk channelnya, beta, Bu DM, Mang Basy dan Aa Gembul bersantai di teras, foto-foto, ngobrol sambil ditemani welcome drinknya yang seger..mantaapp banget. 


Jalur masuk  - depan teras The Olive

The Olive Gunung Salak

halaman luas depan teras The Olive

Pohon Duren yang kokoh berdiri

Kandang kelinci sebelah kiri dibawah pohon duren


Bean bag untuk bersantai


The Olive, konon sebelumnya adalah Kebun Duren dan hanya ada pondok sederhana untuk staycation pemilik Kebun. Ide membuat menjadi Vila dan disewakan dengan penataan yang ciamik datang dari salah satu kolega kantor pemilik Vila, dan tadaaaa jadilah vila ini kami nikmatin sekarang. 

Oh iya, The Olive ada dua lantai, lantai 1 atau Lobby atau teras atau bisa juga buat ruang serbaguna dan lantai 2 peruntukan 4 kamar tidur dengan masing-masing kamar mandi dalam kamar. 

Selesai jeng Delvy bekerja untuk konten channelnya, ketong menyusul naik ke lantai dua dan milih kamar masing-masing. Takjub dengan penataan perabotan The Olive, buat nyaman, feels homie, dan apik. 

Balkon kamar dan teras dilantai 2.

Kursi-nya santai dan nyaman

bersantai sambil menikmati suasana The Olive, sonde rasa waktunya makan malam. Karena ketong bawa bekel bahan-bahan makanan untuk dimasak jadilah para 'pere' turun tangan dan makan malam pun ready. Malam pertama menunya tomyam dan 'bakar-bakaran'. salah satu andalan The Olive adalah kegiatan Api Unggun di halaman dan 'bakar-bakar'an yang tentunya sonde ketong tolak..dengan senang hati menikmati makanan dan malam dengan tenang dan santai. 


Api unggun di halaman


menu 'bakar-bakaran'

Sudut halaman depan kala malam..ciamik !!

Kalo mau tau tentang 'bakar-bakar'an ala Bolanger, coba tengok ke feed IG beta, ada backsoundnya tentang marshmellow hahahha..seru dan moment yang pas banget buat Bolangers untuk bertukar cerita, canda gurau, melepas penat dari semua kondisi masing-masing. 

Bakar-bakar-an ketong terpaksa pindah dari halaman ke teras karena hujan. Tapi itu sonde menyurutkan semangat bakar-bakar-an dan makam kami orang hahaha..

Oh iya, The Olive juga menyiapan paket romatic dinner dan perdana peluncuran paket ketika ketong datang. jadi Jeng Delvy punya kesempatan untuk mereview and membuat konten juga tentang paket ini. 

set-up meja romatic dinner by The Olive

Lanjut ngobrol ke lantai 2 sambil bermain Uno dan karoeke, bolanger benar-benar menikmati  hidup hahaha..Kemudia pamit satu persatu untuk masuk kamar, beristrahat karena besok ada satu acara yang paling disukai Bolanger..Trekking ke Curug..hihihiihiiii...

Pagi hari, bersih-bersih, sarapan dan siap-siap trekking..hhmmmm..tapi nanti aja yah beta cerita tentang trekking ini jangan disini ceritanya nanti sonde seru. 

Lanjut hari ketiga, saatnya hari untuk pulang kembali ke Bogor dan kembali ke 'realita' masing-masing. 
Hari ini bangun agak siang dan kita siap-siap buat picnic breakfast. meanu sarapan disiapkan sendiri oleh Bolangers, dan tambahan beberapa minuman jus dari The Olive. Sekalian buat konten sekalian menikmati sarapan toohh..

tadaaaa....'take'nya banyak dan sebagian ini dibawah
dan salah satu foto dibawah ini menjadi WAG profile baru Bolangers hahahah





ngobrol-ngobrol dengan pemilik The Olive, jadi mengerti kenapa dikasih nama The Olive. Awalnya beta mikir koq The Olive yah ? oh mungkin nama anaknya Olive. terjawab dengan gamblangnya oleh Bapak pemilik The Olive, bahwasanya nama karena menanam dan merawat pohon Olive. Mau tau bentuknya kayak gimana ? coba google saaa hahaha alias beta ilang fotonya.

dan sangat berterima kasih sekali ama Bapak dan Anak pemilik The Olive, ramah, sangat membantu, dan buat Bolangers betah. Ditemani keliling kebun sayuran, lombok besar, dan bolangers bisa bawa pulang hasil panen hari itu. Buncisnya ginuk-ginuk sodaraaahh!!1 hahahaha..

Oh iya, The Olive ini juga ada di Instagram dan sudah di kunjungi oleh beberapa selebriti tanah air. Kalo mau nginap, saran beta pantau terus IG nya dan booking jauh-jauh hari yah karena beberapa review mengatakan penuh terus dan beruntung banget Bolangers bisa dapat di bulan sesuai tanggal libur Bolanger.

Info tentang The Olive : 
IG account : theolive.gunungsalak
No# hp yang bisa dihubungi : +6281210077313

Saatnya pulang, never say good bye laah ya..pasti kembali lagi nanti



bersama pemilk The Olive




Pake masker koq..hanya poto ajah kita buka sebentar..

Sampai Jumpa,

Cheers dari beta dan Bolangers


Wednesday, August 18, 2021

Curug Putri Pelangi

 DARI LIDO KE CURUG PUTRI PELANGI

(bersama 'John' dan Nenek yang bersenandung)



Jauh hari bolangers merencakan untuk trekking ke air terjun dan jembatan gantung yang terletak dalam komplek penangkaran elang di Lido. Hari H tiba melaju menuju Lido dan hasilnya lokasi penangkaran tutup dan mendadak dangdut mencari alternatif untuk 'nyurug' di lokasi lainnya.

'halo mang, aya di mana ?"

"oh kirain aya dirumah, mo tanya tentang curug dekat lokasi penangkaran"

"jauh gak ? bagus gak ? ooohh gitu.. ya udah mang, makasih

(kurang lebih percakapan gembul dengan seseorang di hp nya)


Karena berhadapan dengan lokasi penangkaran yang tutup dan kita kecele tanpa cari tahu dulu sebelumnya, jiwa mercahndiser meronta-ronta pantang menyerah untuk mencari lokasi lain. tutup telp, berdua gembul dan mang basy berkeliling ke arah warung dan rumah penduduk yang terletak di lapangan kecil dari mobil ketong berhenti, tapi hasil nihil karena tak ada satupun orang yang ditemui untuk bertanya.

Sedangkan ketong bertiga para wanita malah asik foto-foto dengan latar belakang bukit tanah coklat bekas belahan dan jalan yang dibuat. Entahlah apa menariknya lokasi itu, tapi cocok aja pas difoto.




Sonde lama dari arah lapangan kecil (yang tadi Mang Basy dan Gembul usaha mencari penduduk untuk bertanya), tetiba muncul nenek sambil bernyanyi dan menyapa kami..sumpah gak tau muncul dari mana tetiba ada aja didepan ketong, atau mungkin beta yang terlalu fokus moto dua model andalan bolangers ini jadi kayak bingung liat ada nenek menyapa ketong.

menyapa pakai bahasa sunda, mengobrol singkat, dan mengajak untuk jalan bareng ke lokasi yang ketong mau..entah apa yang merasuki, hati beta macam sadar dan menunjukan raut muka "gak", untung yang lainnya juga rupanya seperti satu paham, dengan sopan menolak ajakan nenek tersebut..akhrnya dengan sopan kami memberi uang seadanya dan rokok, karena nenek melihat mang basy yang memegang bungkus rokok..trus lanjut nenek itu jalan sambil bernyanyi atau tepatnya bersenandung..tinggallah kami berlima dengan ekspresi dan pikiran yang hanya dimengerti masing-masing.


"JS !!! itu cowok kenapa JS???!!! JS itu kayak 'anak ilang'..JS!!!

(bu DM yang terus merocos ke arah beta) 

sedangkan beta masih dengan acuhnya tetap konsentrasi memotret bu DM diantara bukit tanah coklat itu.

Abas!!! itu kenapa ??

(lagi-lagi bu DM memanggil Mang Basy karena tidak mendapat tanggapan dari beta)


"eh bro..lu dari mana ? Mang Basy menyapa cowok berwajah oriental yang kelihatan seperti orang bingung, linglung, ilang arah, celinguk-celinguk gak tau cari apa 

"oh, gue dari hutan pinus, mo cari mobil gua" (masih dengan tampang bingungnya itu)

"lu gak apa-apa bro ?" (kali ini Gembul yang ajak bicara)

"gak, bingung ajah jalannya beda"

"emang tadi lu parkir dimana ?" 

bla bla bla..sampai akhirnya disodorin lah sebatang rokok untuk menenangkan cowok itu sambil terus diajak bicara dan bercanda untuk mengurai suasana yang tegang dari wajah cowok itu..dan terkuaklah cerita datang jam 5:30 masih gelap, parkir dan mulai trekking ke hutan pinus yang 'spooky look' kata cowok itu..terus lanjut mau ke air terjun tapi dai rasa hawa dingin dan mulai agak mencekam karena benar-benar sepi. Cowok yang kemudian kami menamakan John, memutuskan untuk jalan kembali kearah datang, dan dengan muka bingungnya muncul tetiba di depan kami tadi. Hanya bekal sourcing di google malam sebelumnya dan jam 4 pagi dari Jakarta meluncur ke lokasi dan hasilnya 'John' linglung 😂

Akhirnya memutuskan untuk kembali bareng, sambil jalan keluar dan mengantar 'John' cari mobilnya. Dan ternyata memang parkir mobilnya dilokasi pertama belokan ketika dapat papan petunjuk penangkaran elang dan karena gelap jalur trekkingnya pun memang berbeda dengan ketika dia kembali sehingga wajar dia bingung, linglung, celinguk sonde jelas.

Setelah John turun, ketong melanjutkan perjalanan dan mulai lah berdiskusi ala bolangers yang nyeleneh dan sedikit banyak masing-masing akhirnya cerita tentang pikiran ketong tentang nenek tadi termasuk apa yang terjadi dengan John tadi. Dan menjadi cerita kami sendiri di hari itu dan pasti di beberapa hari kemudian hahaha...


Lanjut, karena sonde mau nyerah gitu ajah dan berusaha untuk mencari lokasi lain untuk dikunjungi. Telpon menelpon pun terjadi, google menggoogle pun bergantian sampai akhirnya ketong sepakat untuk mengunjungi Curug Putri Pelangi yang menurut mbah gugel sonde jauh dari lokasi ketong dan jarak tempuh kurang lebih 30 menit. Deal..cuss..cari jalan dengan Gembul pegang kendali kemudi, navigator Mang Babas dan ketong para 'pere' tetap tim penyemangat hahaha..tapi boonnggg...yang pasti saling bahu membahu mencari jalan, tanya jalan, nyasar bareng lagi dan akhirnya nemu jalur yang tepat menuju Curug Putri Pelangi.

Kali ini yg tracking mobilnya, sonde ketong, karena jalur menuju curug sudah terbuka dan bisa dilewati oleh motor maupun mobil sampai ke area parkiran curug. Tengah perjalananpun ketongpun bertemu dengan beberapa orang bapak-bapak penggowes sepeda, dan ajaibnya dong gowes dari Depok..bisa bayangin depok - bogor - loji - curug putri pelangi - loji - bogor - depok..kalo beta kes tinggal sepeda lebe baik pulang pake grab hahahah (maaf bapak-bapak..)

Sebelum memasuki area curug, sampailah ketong di area kempingnya dan disambut dengan hamparan pepohonan yang menyejukan mata. Gerbang masuk berfungsi sebagai dasar memenuhi keperluan kemping 

- bangunan untuk toilet dan kamar mandi

- kafe kecil untuk ngopi-ngopi santai atau sekedar memesan makanan bagi yang tidak membawa bekal

- halaman yang luas sebaga media tanaman sehingga bisa menjual tanaman kepada pengunjung

- sudut kafe yang jual menjual hasil pertanian seperti jagung, kopi dan buah-buahan


price list untuk paket makanan, kopi, beli buah-buahan bahkan untuk sewa tendadan keperluan kemping.

gerbang utama sebelum menuju Curug Putri Pelangi


salah satu sudut berswafoto

salah satu sudut kafe yang menjual kopi dan jagung hasil kebun di area kemping

salah satu bangunan yang bisa disewa untuk kemping



Kafe kecil dan bangunan untuk keperluan para pengunjung selama kemping.



Lanjut setelah berfoto ria dan sedikit berbincang-bincang dengan petugasnya, mobil mengarah ke lokasi curug. Daaann gak nyangka banget curugnya ramai dan gak effort banget buat tracking hahaha..

terlepas dari ramainya, curug putri pelangi ini cantik banget, diniding batunya dengan tumbuhan liarnya  benar-benar seperti lukisa jika di potret. dan curug putri pelangi ini sudah cukup menyembuhkan kekecewaan karena gak bisa tracking ke Penangkaran Elang Lido dan air terjunnya. 







Cantik kan ? Cantiik laahh hahaha..apalagi melihat pemandangan ditemani kopi panas, tempe dan pisang goreng..😄


Cukup foto sa yang berbicara, sonde usah banyak keteragan lainnya, karena su talalu cantik. Jadi mau kesana juga ?? Hayook tinggal google dan jalan pun terbuka.


Salam dari Beta




Pengalaman Glamping di Trizara Resort

Untuk merayakan ulang tahun Bu DM alias Madam yang ke-50, kita mutusin untuk liburan ke Bandung. Lihat-lihat lokasi dan hotel dilakukan via ...