Sunday, February 3, 2019

Betah leyeh-leyeh di Kei Kecil

Betah Leyeh-leyeh di Kei Kecil




Kaka Opung
"trus dari ambon, kita pi mana lai usi ??"
"mumpung banyak waktu ini kita"

Beta
"ketong pi kei kecil sa"
"Usi tau ka seng itu pantai ngurtavur ??"

Kaka Opung
"eh tasarah usi sa..asal pulang nanti jang buru-buru tooh"
"tiket tanggal 25 bale pi jakarta dari ambon jadi tur atur sajooh lah usi"


Yaah itulah sekelumit cerita lanjutan dari percakapan absurd kami saat awal merencanakan perjalanan "pulang kampung". Jadi dari Bogor - Jakarta - Ambon - Desa Saleman - Ambon (transit 1 malam) - Kei Kecil - Ambon - Jakarta - Bogor. Panjang dan bolak-balik Ambon yah hahaha..yaah gitu deh..


Setelah kembali dari Desa Saleman, ketong tiga bermalam di Amaris Ambon sambil keliling cari makan malam (yang berakhir di KFC sebelah hotel 😂), nongkrong di Sibu-Sibu Cafe dan siap-siap buat flight besoknya ke Kei kecil.

foto dari jendela pesawat WINGS AIR

Bandar Udara Karel Sadsuitubun Langgur

Selama di Kei, ketong tiga memutuskan untuk menginap di Savanna Cottage, itupun booking via SMS dan telpon sudah H-3 alias malam sebelum ketong berangkat ke Desa Saleman. Dengan tambahan biaya mobil penjemputan dan sekedar keliling sebentar menikmati sore di Kei.

Dengan mobil avanza, kami meluncur membelah kota, mampir ke Goa Hawang dan Pasir Panjang. Tapi karena hari itu hari minggu, dimana masyarakat lokal juga berlibur jadi ketong tiga memutuskan untuk memberi waktu tanpa menganggu mereka untuk menikmati. Ketong penikmat "dadakan" nanti saja kesana lagi jadi lebih fresh seperti tahu bulat goreng dadakan hahaha..(apa seeehhh....)


Begitu sampai di cottage, taruh ransel dan langsung loncat nyerbu pantai macam anak tupai kegirangan dapat kenari hahaha...Asadi kemana, Kaka Opung kemana dan beta pun kemana..tapi akhirnya beta dan Kaka Opung gabung trus jalan-jalan keliling kampung cari jajanan. Beta cari pisang goreng dan rujak, Kaka Opung cari cemilian "micin" buat si anak ilang.

Savanna Cottages, terletak di Kampung Ohoidertawun, sekitar 15-20 menit dari Bandara. Cottage pun tepat di depan Pantai Ohoidertawun. Pantai yang begitu buka mata begitu terpampang pemandangan lautnya yang menakjubkan dengan laut biru dan pasir putih yang lembut. 

Desa yang bersih, pantai yang menawan, masyarakat yang ramah, menjadi fitur yang lengkap membuat para wisatawan betah tinggal di Desa Ohoidertawun.


Perpustakaan Desa Ohoidertawun

Gereja Elim Desa Ohoidertawun

Bunga di halaman rumah

duduk santai yuuukkk

Mama Lucy dan Suami - Pemilik Savanna Cottages

Malamnya ketong ketemu deng abang-abang cetar pelaku pariwisata Kei Kecil yang yahud..cerita-cerita tentang kei deng prospek bisnis kecil-kecilan juga terjadi hahaha..akhirya diputuskan besok pagi kami akan dijemput oleh orang abang-abang ini untuk ditemani jalan-jalan sekalian survey lokasi buat jual paket trip ketong badua dan tentu sajoohh Kaka Opung jadi modelnya hahahaaa


GOA HAWANG

Pagi menjelang, mobil avanza merah meluncur gagah membelah jalanan Kota Kei, tujuan pertama kami adalah Goa Hawang. Goa yang dipercaya membawa keberuntungan, panjang umur, jodoh dan rejeki ini sangat sepi. Aroma mistis agak sedikit berhembus begitu kami mengingat cerita dari Pak haji kemarin.  Goa ini juga sering dijadikan tempat bertapa ditandai dengan adanya rokok dan kopi hitam di mukkut goa. Katanya Pak Haji, ini pasti semalam ada yang bertapa di sini..mamaaaeee...Tapi dengan niat yang tidak macam-macam, kami memutuskan untuk menikmati dan berfoto-foto.

Papan "GOA HAWANG" yang dipaku di pohon dekat portal masuk

Tangga menuju ulut goa

Model Eastcape lagi pose "cantik" katanya hahaa


Foto diambil dari tangga atas biar efek beningnya air keliatan..daan ternyata cantik banget !!!


PANTAI MADWAER

Setelah berganti baju, rombongan kembali meluncur menuju Pantai Madwaer. Perjalanan agak sedikit lama ketong rasakan atau entah karena ketong lelah dan lapar, kompak ketong bertiga tatidur di dalam mobil apalai beta sampai mobil berhenti baru buka mata hahaa.. Sebenarnya ukuran lama gak juga, karena sekitar 2 jam dengan jalanan lancar dan tidak ada macet macam ibukota, hanya modus sa ketong bilang capek deng lelah hahaa..


Begitu beta pung kaki kena pasir langsung ON..menyisir sisi kanan pantai ditemani adek-adek yang sedang bermain di ujung bibir pantai. Pulau Kei ini terkenal dengan garis pantai yang panjang dan luas membentang jika sedang surut. Bisa berkilo-kilo panjang surutnya dan landaian pantai menjadi tempat warga lokal beraktivitas. Umumnya panjang berkilo-kilo seperti itu di bulan Oktober sehingga perayaan ini terkenal di dunia pariwisata sebagai Festival Metikei. Bukti surut pun sudah beta lita dengan mata telanjang ketika pagi hari depan resort savannah. Bisa kebayang kalo yang Oktober, pasti lebih panjang yah

Nyiur melambai benar adanya di lagu-lagu masa kecil

model eastcape lagi bosen foto manis katanya hahaha


Ciri khas pohon nyiur yang bengkok

Lihat lah bibir pantai yang luas

bisa buat main bola kaki mangkali ini pantai yah hahaha



Terus berjalan, akhirnya adek-adek ini mau ngobrol, tadinya malu-malu hanya mengikuti dari belakang. Salah satu dari mereka sedang mencari gurita dan hasilnya gurita bergeliat ditangannya ..geelliii beta liat joo..

berani pegang ??

Adek-adek yang menemani ketong jalan

Adek yang punya gurita ditangan


Pasir pung halus mati sampe beta jalan ju seng pake sandal..pake kaki telanjang, air laut yang sejuk dingin seakan menyapa selamat datang di Kei. Kurang lebih 1 jam jalan-jalan,  kawar-kewer gak jelas di pantai ini saking enaknya.




PANTAI PASIR PANJANG

Setelah puas kawar-kewer, ketong lanjutkan cari makan siang yang su telat. Dan ketong tiga berpikir-pikir apakah pantai madwaer ini layak dimasukan ke dalam itinerary saat jualan paket nanti apa ka seng ? mengingat setengah hari akan habis disini dan tidak ada fasilitas pendukung seperti kamar mandi, toilet atau warung makan yang terjangkau. Salah satu solusinya, diputuskan masukin sajah dengan nasi box sebagai lunch on the beach..pas kan..😆😍

Beres kantong tengah, su sekitar jam 4. ketong putuskan langsung saja menuju pantai pasir panjang untuk menunggu matahari terbenam. Konon dari postingan-postingan sosmed, sunset di pasir panjang sangat indah. Walaupun agak pesimis mengingat ‘timing’ ketong datang bulan januari dengan tingkat curah hujan tinggi, tapi tetap ketong berharap sambil duduk menikmati sore.

secercah harapan diantara tebalnya awan dilangit sore itu

Minta difotoin katanya hahaha

would you swing with me ?? hahahah

hello there !!

dan penantian yang berakhir dengan kehampaan..seng dapat matahari terbenam tapi seng apa-apa ju yang penting rame-rame baduduk batidor babodobodo betiga hahaha *ngerti sonde ?? 😂😂




PULAU NGURTAVUR

Ada juga yang sebut Pantai Ngurtavur. Jadi hari ketiga ketong di Pulau Kei, ketong seharian main basah-basah. Perjalanan dari resort ke Kampung Debut sekitar kurang lebih 20 -30menit (seng itung waktu breakfast nasi kuning dikota yah..). Tawar menawar perahu jadilah ketong dapat Bapak Alfred menuju Pulau Ngurtavur. Lu tau kan beta pung muka kalo su naik perahu kecil deng laut ?? hahhhaaa piiassss!!!..apalagi seng ada pelampung, pikiran macam-macam su ada dikepala kribo ini..

dong dua duduk manis 

ini perahunya kebayang kaann kenapa beta takut 😂

baju basah dijemur dulu dipantai hahaha

Om Alfred deng Bapak penjaga dari Kampung Ngurtavur

kurang lebih 14 km bentangan pulau pasir


Segar !!!!


Perahu meraung-raung sekitar kurang lebih 1 jam menuju Pulau, dengan "open air" alias sonde beratap perahu ini jadi beta yang duduk dibelakang baju basah sampe di kacamata ju kena. Alhasil sampe pulau buka baju dan jemur di pasir. trus beta pake apa ??? Pake baju renang lah kakaa..jang pikir macam-macam jo!!! hahaaa.

Oh iya, kalo diukur-ukur waktu surut kata bapak penjaga dari Kampung Ngurtavur, panjangnya bentangan pasir timbul ini kurang lebih 14 km sampai ke arah kampung. Ketong juga harus bayar semcamuang adat 200 ribu untuk izin ke pulau ini dan itu dikasih ke bapak penjaga. Destinasi yang sudah bertahun-tahun pengen kesini akhirnya di tahun 2018 bisa kesampaian tapi seng mikir deng perahu open air ini hahaha..but it's ok lah. Sesuatu yang indah itu kadang didapat dengan susah payah ya kaaannn

Pulau yang selain terkenal dengan bentangan pasir timbul ini, terkenal dengan burung pelikannya. Burung Pelikan berimigrasi dari Australia dan akan mampir di pulau ini mulai dari Juni sampai puncaknya bulan oktober tiap tahunnya. Sayang ketong sonde datang pas bulannya.



PULAU BAIR

Puas dengan main air (setengah kaki ajah padahal yang basah), perahu kembali menuju Kampung Debut. Bersih-bersih di dalam mobil, kami kembali ke arah kota mengisi kantong tengah di Warung Surabayaan, dan kembali mobil mengarah ke Kampung Dullah.

Selain Pulau Ngurtavur, Pulau Bair memang su jadi destinasi impian beta dari beberapa tahun lalu. Gawang-gawang di sosmed atau di internet sebagai 'mini raja ampat' buat semakin tertarik. Semua inilah yang buat ketong akhirnya final memutuskan untuk ambil jalur Ambon dan Kei Kecil.

Beruntung, perahu ketong yang ke Pulau Bair ini sonde open air lai jadi beta seng basah plus ketong bisa tadudu mangantok di kursi kayunya. Kurang lebih 45-50 menit menuju Pulau Bair dan begitu masuk lorong batu ini hebooohhnya minta ampun sampe perahu oleng sadiki seng paduli hahaha


perahu untuk ke Pulau Bair

Nah ini the famous alley 😁

Pohon Bakau pun menjadi properti foto ketong

ini kira-kira kenapa dibilang mini raja ampat


batu karst nya mini raja ampat

Kaka Nona lagi pikir apaeee 😂

Penutup  sore hari ketong jalan-jalan keliling pulau bair. Sayang ketong sonde bisa manjat atau naik keatas jadi sonde bisa benar-benar bisa menikmati mini raja ampat. I will be back pastinya.



PANTAI OHOIDERTAWUN

Perjalanan kembali menuju Kampung Dullah dan kembali ke resort dengan hati gembira joo..apalai pas dapat sunset sedikit di patai ohoidertawun depan resort su macam anak kacil ketong (ketong = baca Kaka Opung deng Anak Ilang) ba main air hahhaa..beta ?? jang tanya lai..ujung bibir pantai sa hahaha

seng tau ini maksud apa jo hahaha

Freeeyyayyy wanna be 

Anak kampung main flip back jumping di ayunan

Selain pantai dan pulau yang menawan hati, Kei Kecil ini juga ada peningalan situs purbakalanya. Lukisan di dinding-dinding batu karstnya juga bisa dijadikan tempat kunjungan wisata loh..so pi napa pikir-pikir jauh datang kei ?? seng manyasal jo kaka pi sini..











Lukisan dengan corak warna merah ini bisa dilihat di sisi kanan pantai ohoidertawun. pas surut pantai ketong bisa jalan kaki ke sana, tapi kalo seng talalu surut bisa pake perahu kecil naik sisi kanan. Lukisan matahari, binatang dan orang. 

teruuusss..ada lai di pagi hari ini bisa ketong ba pose manis manjah grup di pantai. Sejauh mata memandang,bias putih itu batas surutnya. Kebayangkan tadi beta maksud surut yang berkilo-kilo di bulan Oktober. Januari sa su begini apalai nanti pas Oktober. 






Sekian hari ketong punya pun harus berakhir di Kei. Flight siang kembali melayang diatas udara untuk kembali ke Ambon.

See you soon lah, Kei !!!
Beta akan kembali
😀



Oh iya, beberapa biaya-biaya penting yah
- sewa mobil penjemputan dan drop bandara sekitar 200rb
- sewa mobil perhari sekitar 350rb per hari
- sewa perahu ke pulau ngurtavur sekitar 650rb - 750rb
- sewa perahu ke pulau bair sekitar 650rb-800rb
Biaa diatas itu biaya pas bulan sepi yah..kalo musim libur  pasti akan bergeser ( kebiasaan orang Indonesia begitu)

Tapi gak usah kuatir..biaya-biaya tersebut akan terbayar LUNAS!!! dengan keindahan alamnya Pulau Kei.

So tunggu cerita beta lagi pas kedua kalinya nanti ke Kei yah


Cheers
Selamat Jalan-Jalan, Semoga Bisa Jalan Bersama
😘


No comments:

Post a Comment

Pengalaman Glamping di Trizara Resort

Untuk merayakan ulang tahun Bu DM alias Madam yang ke-50, kita mutusin untuk liburan ke Bandung. Lihat-lihat lokasi dan hotel dilakukan via ...