Saturday, August 15, 2020

“all you can eat” ala Kopi Badhek

 Kopi Badhek





Meluncur dari Puthuk Setumbu, Bolangers plus plus mengikuti ide Pak Tri untuk menikmati kopi dengan pemandangan persawahan menjadi tujuan Bolangers selanjutnya..yuukk lah cuss..meluncur dengan mobil Kang Prast sebagai pembuka jalan dan sempat nyasar alias salah jalan dan putar balik lagi,karena kami dari arah Puthuk jadi agak sedikit bingung tapi  akhirnya sampai juga ke Kopi Badhek. Weiiittss tapi jangan takut, sekarang Kopi Badhek sudah ada di google maps, jadi dijamin sonde nyasar lai kakaaakkk 

Sumber : google maps


Lokasi Kopi Badhek ini sebenarnya gampang ditemukan, karena berada tepat dibelakang pagar Candi Borobudur dan aksesnya sama dengan akses menuju Hotel Plataran Borobudur. 

Bahkan ketong bisa melihat beberapa mobil vw kodok yang mengelilingi daerah sekita candi. Jadi beberapa tahun  ini Candi Borobudur ada safari vw kodok dengan mengelilingi area luar candi..dan kebetulan ketong bertemu beberapa mobil yang sedang safari ketika ketong sedang duduk di Kopi Badhek. 

sumber : google


Bangunan Kopi Badhek pun tidak bangunan yang mewah dengan tembok atau kaca-kaca layaknya kafe di ibukota. Rumah Joglo, saung-saung bahkan ada kursi kayu yang beratapkan pohon rindang. Dan memang ini yang jadi ciri khasnya Kopi Badhek, lokasi di perkampungan bahkan tidak ada plang besar penunjuk arah atau tanda ciri khasnya separti kafe-kafe lainnnya, hanya papan kayu yang dipaku di pohon kelapa sebagai penunjuknya.


Ketika rombongan sampai pun, belum semua menu sarapan siap, dan hanya ada satu Ibu yang memasak dan melayani tamu. Oh iya, beta sempat liat ke dapur, Ibu muda ini masak menggunakan tungku dan kayu bakar, jadi jangan harap ada peradapan di sini..hahhaha tapi harumnya kayu bakar ini lah yang buat makanan tambah lezat kan.

Menu andalan Kopi Badhek ini menu 'all you can eat' berupa 2 macam sayur, bihun goreng dan nasi, menu di bandrol Rp 7500,- mo tambah sampai sekuat-kuatnya kita makan yah segitu harganya. Selain menu 'all you can eat', ada menu lele mangut, nila goreng, temp mendoan.  terus untuk minumannya ada teh poci, es tape dan kopi nya yang juara..mantap banget mengisi perut beta  sampai kenyaaannngg..

meja menu 'all you can eat'





Beta milih menu tempe mendoan (buat rame-rame), bihun pedes, sayur daun singkong ditemenin lele mangut, tidak pakai itungan jam..menu inipun tandas dalam beberapa menit..dan yang pasti kenyang sampai tampang beta seperti itu..😂

oh iya, kalo diitung-itung, untuk menu makan beta pun kurang lebih di bandrol harga idr 26.500
nasi all you can eat 7.500
mangut lele 12.500
teh tubruk 7.500

Jaid sonde usah takut jalan-jalan dan nongkrong ke Kopi Badhek..perut kenyang, dompet aman apalagi ditanggal tua hahahha


Ini alamatnya Kopi Badhek dan sekarang pun sudah ada no telp yang bisa dihubungi untuk booking acara dengan rombongan atau arisan dll..Oh iya, jang lupa bawa uang cash yah..sonde pake debit atau kartu kredit kakaaa...

Dusun Sabrangrowo, RT.01/RW.16, Dusun XXII, Borobudur, Kec. Borobudur, Magelang, Jawa Tengah 56553

sumber : google




Kalau ditanya mau kembali mengunjungi Kopi Badhek ??? PASTIIIIII lah jawabannya..
mau datang lebih pagi, jadi belum terlalu ramai pengunjung dan mau nongkrong di bawah pohon bambu hahahha...


salam dari beta, semoga bisa jalan-jalan jauh lagi di era 'new normal' 

cheers,


pose di sudut pekarangan belakang rumah joglo kopi badhek
salam dari bolangers plus plus


Saturday, August 8, 2020

Menikmati Pagi Di Puthuk Setumbu

 

Puthuk Setumbu, kali kedua buat beta kesini dan pertama kali untuk Bolangers. Dengan 'drama' pagi hri yang janjinya mau jam 3 berangkat menuju lokasi mengejar sunrise, beralih menjadi jam 6 pagi berangkat dari Yogyakarta. 

Membagi rombongan 2 mobil, mobil 1 sebagai penunjuk arah berisikan mang Basy, Kang Prast dan Pak Tri Ananto. Mobil ke-2 kami pengikut alias rombongan hura-hura hahhaa..berisikan Mang Gilang, Jeng delvy, Bu DM dan beta. Beruntung sampai lokasi, masih bisa menikmati fenomena kaut yang indah dan sepi nya pengunjung karena kebanyakan sudah turun dan kembali ke parkiran.

Oh iya, ini beta info dulu kalo Puthuk Setumbu berada di Kabupaten Magelang dan tidak jauh dari Candi Borobudur. Besong pasti tanya apa istimewa-nya Puthuk Setumbu ini ?? Nih beta kasih tau yah..ini jadi lokasi syuting AADC 2 dimana pagi-pagi Rangga dan Cinta berlarian di arah hutan kecil dan menanti matahari terbit sambil menikmati kabut menyibak Candi Borobudur dari kejauhan..dan setelah film ini release, lokasi Puthuk Setumbu ini menjadi tempat favorit untuk menikmati matahari pagi (sunrise) diantara dua gunung dan candi..Bahkan kabutnya ajah bisa jadi indah..Sonde percaya ?? lihat ini

    



Areanya pun sudah mulai tertata dengan rapi. Ada 2-3 pojok area yang dijadikan lokasi poto kekinian dan ketong pun memanfaatkan juga hahhaa..

Tetaaappp..beta mah lebih tertarik dengan tanaman dibawah area foto kekinian dan ceklek-ceklek dikit dah buat senang hati..



Flashback sedikit, ketika pertama kali ke Puthuk Setumbu, mobil harus parkir diarea bawah sekitar mesjid dan kami harus naik ojek atau jalan kaki yang lumayan untuk sampai ke tanjakan tangga sebelum masuk lokasi anjungan. Sekarang, sudah bisa parkir 1/4 area, dan track jalan pun sudah di konblok, termasuk anak tangganya sebelum anjunganpun sudah dikonblok jadi tidak licin kalo musim hujan.

Tiket masuknya juga relatif murah, untuk mobil kurang lebih 10.000 dan per orang dikenakan biaya kurang lebih Rp 5.000. Dulu masih belum ada toilet dan sedikit yang jualan jajanan untuk sarapan, sekarang sudah lumayan 2-4 warung dibawah area parkir dan 1-2 warung di area atas sebelum anjungan. Jadi, sonde usah kuatir lapar dan tidak perlu tahan pipis seperti dulu lagi hahaha...

Indah kan ??
Hayok berkunjung ke Puthuk Setumbu, lokasinya relatif mudah dijangkau karena sudah ada digoogle map sonde usah kuatir nyasar 😂..

Semoga beta bisa kembali lagi dan kali nanti mesti dapet sunrise yang cakep..

Semoga bermanfaat,
cerita perjalanan bersama Bolangers  di bulan April tahu 2019.
Cheers, salam dari ketong Bolangers plus plus



Suatu hari di Lawang Sewu Semarang



Dari cerita sebelumnya, Bolangers mampir ke Semarang dari tujuan utama menuju Yogyakarta. Setelah istrahat cukup  paginya, menyusun rencana dan setuju untuk mengunjungi Lawang Sewu sesuai ide dari Kang Prast yang promosiin kalau Lawang Sewu sekarang sudah bagus dan rapih. Plus memang Lawang Sewu sudah menjadi incaran lokasi jalan-jalan Bolangers (sebenarnya beta juga 😀), jadi semua sepakat dan tidak ada kata menolak.

Cusss..ini cerita beta tentang Lawang Sewu, kurang lebih dimaafin yah hahaha..

Sumber Foto : Google



Lokasi Lawang Sewu terletak  di jalan Pemuda, Sekayu, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah 50132. Atau tepatnya jalur yang sama dengan jalur  menuju Paragon Mal, salah satu Mal terbesar di Semarang, Tugu Muda tepatnya. 

Berbekal google maps dan ingatan beta yang mulai kembali dari pengalaman tinggal di Semarang kurang lebih 4 bulan, yaah masih bisa jadikan patokan tanpa tersesat haha..Untuk menghindari kemacetan dan parkir yang susah, ketong parkir di DP Mal sesuai saran Kang Prast, dan berjalan kaki kurang lebih 3 menit menuju Lawang Sewu. Ketika ketong sampai di gerbang Lawang Sewu, antrian sudah mulai agak panjang, tapi sonde membutuhkan waktu lama untuk  dapat tiket dan masuk ke dalam kawasan Lawang Sewu. 



Berjalan menyisir satu persatu bangunan, ketong ditemani oleh Mas Aris, Local Guide Yang bertugas di Lawang Sewu. Ketong memutuskan untuk menyewa jasa Mas Aris karena selain ingin jalan jalan, foto foto, kami juga mau mengenal lebih dalam tentang Lawang Sewu dan sejarahnya. Jadi Mas Aris menemani kami dan menjelaskan semua dengan details dan sabar sambil menemani ketong  keluar masuk gedung sesuai arahannya. Sabtu pagi yang penuh sesak pengunjung tidak menyurutkan semangat eksplore kami termasuk siap antri ketika foto di salah satu spot paling beta suka. Bersaing dengan emak emak yang gak cukup sekali take 🤣 but its ok lah we still can enjoyed it.

Lawang Sewu yang berarti Seribu Pintu dalam bahasa Indonesianya. Lawang (jawa, Pintu) dan Sewu (jawa, seribu) ini di bangun pada tahun  1904, merupakan Pusat Kantor Netherlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) atau biasa disebut kantor sepur alias kantor kereta api. Bangunan Lawang Sewu beralih fungsi menjadi Museum dibawah pengelolaan Unit Pemeliharaan PT Kereta Api Indonesia. 

Menyisir bangunan Lawang Sewu lengkap dengan kolase, details bangunan, penataan yang apik dan bersih di setiap sudut museum buat betah mendengarkan penjelasan Mas Aris. Mulai dari masuk gerbang sudah terpesona dengan bangunan toilet yang masih menjaga orisinal bentuk bangunan, wastafel sampai ke ubin ubin nya. Terkecuali tong sampah nya 🤣


Sudut favorit kedua adalah kolase kaca dibangunam utama, bersaing dengan rombongan Ibu-Ibu, akhirnya bisa mengabadikan moment paling pas bersanding dengan kolase kaca


Sampai dengan sudut “seribu pintu”nya yang menjadi favorit banyak orang dan menjadi 'icon' nya Lawang Sewu. 



Dan lokasi loteng pun tidak luput dari perhatian ketong..dengan maraknya cerita seram dan mistis tentang Lawang Sewu, sebenarnya masih banyak area yang sangat menarik dan bisa dijadikan objek foto dan sebagai penyimpan kenangan berwisata di Lawang Sewu. So kenapa mesti takut mengunjungi Lawang Sewu ?? sayang kalo rasa takut itu menguasai diri membuat ketong tidak bisa menikmati lokasi..seng ada kamus begitu di diri beta..jalan ? wisata ? asal 'permisi' kata orang tua dulu..Insya Allah aman..




Tuuuhhhh ka..banyak sudut yang bisa buat ketong bagaya hahahha

Oh iya, Lawang Sewu sebagai museum PT KAI semua sejarah tentang stasiun kereta api, jalur-jalur kereta api, sampai bentuk-bentuk kereta api dari tahun ke tahun tercatat dan tertata dengan rapi. Dan ini adalah Museum kedua dalam hidup beta yg beta kunjungi. No satu museum Angkot di Malang dan sekarang museum Lawang Sewu. Jadi jauh dari kata bosan atau sonde menarik dari museum karena benar-benar apiikkk..


Berikut perincian biaya dan Jam Operasional Lawang Sewu
Jam Buka Lawang Sewu 07:00 - 21:00 (Senin-Minggu)
Harga tiket masuk :
  • Pelajar : idr 5000/orang
  • Umum/Dewasa : idr 10.000/orang
Biaya sewa Guide : idr 50.000/rombongan.
Total biaya per orang dari bolangers : idr 20.000/orang (tiket dan biaya sewa guide).
Murah kan..so hayo berkunjung ke Lawang Sewu.


Semoga bermanfaat yah..
Cerita dari perjalanan 2019 bulan April bersama Bolangers.
Cheers,salam dr beta 😉




Pengalaman Glamping di Trizara Resort

Untuk merayakan ulang tahun Bu DM alias Madam yang ke-50, kita mutusin untuk liburan ke Bandung. Lihat-lihat lokasi dan hotel dilakukan via ...