Friday, November 13, 2020

Jalan Pagi (sehat dapat, koleksi foto bertambah) di Kebun Raya Bogor

KEBUN RAYA BOGOR  



(kilas balik tahun 1995)
Tahun 1995, ketika Doel pindah ke Bogor mengikuti penempatan tugas kerjanya seketika itu liburan kuliah atau 'modus' liburan pun sering terjadi hanya untuk mengunjungi Bogor. Banyak hal yang buat beta suka kabur ke Bogor mulai dari alasan kangen ama Doel, alasan kantong kempis beta atau karena mau toge goreng-nya..hahhaha dan hanya Doel yang paling mengerti kalau beta sudah mulai muncul di Bogor

Dulu senang malas-malasan ketika libur ke Bogor, bangun siang, makan tidur sampe Doel bilang itu badan nanti dilem ama kasur hahah..sampe suatu waktu menyanggupi ajakan menemani Ema' jalan pagi ke dalam Kebun Raya. 

"idih apaan sih , ema' ngajak jalan ke kebun raya bosan mati sudah beta (itu pikiran pertama yang muncul)

kebayang jalan sama emak-emak grup jalan paginya Ema' dan beta pasti ngekor dibelakang gak jelas
jelaaass kebayang malasnya

ya sudah seh, ikut ajah..kalau capek tinggal berhenti, gitu ajah koq repot 

Tepat hari yang dijanjikan, beta dengan setelan celana pendek kaos biasa dan sepatu putih, siap dianter sopir kantor Doel dan bertemu rombongan lain didepan gerbang kebun raya Pasar Bogor. Tiketpun sudah diatur oleh rombongan dan ketong tinggal melenggang masuk..hhhmmmm masuk pertama dah mulai suka, udara segar, pohon-pohon rindang, sejuk dan yang pasti ternyata rombongan emak-emak ini hebooohh jadi tidak bosan. Keliling jalan sampai pagar batas bagian Istana bogor (sekarang dalam Istana jadi kandang peliharaan Pak Jokowi), jalur diambil dari ring luar keliling sampai kembali masuk dalam..seperti sonde capek-capeknya rombongan emak-emak ini..dan yaakk!!! ternyata beta juga senang dan tidak bosan. 

Semenjak itu selalu ketagihan untuk jalan pagi ke Kebun Raya. Tentunya dengan teman-teman atau keluarga hari sabtu atau minggu jadi kegiatan rutin untuk mengunjungi kebun raya, yang paling senang kalau jalan di kebun raya itu, jalan pagi sambil foto-foto. Sasaran utama itu Taman Meksiko atau batang pohon mati yang tergeletak diantara hamparan rumput hijau.






(kilas balik tahun 2013)
Setelah Doel meninggal tahun 1998, keluarga memutuskan untuk tinggal d Bogor dan beta pun menyusul tinggal setelah lulus kuliah tahun 2001. Jang ditanya angkatan berapa yah!!! beta banyak main daripada kuliahnya hahaha..

Suatu waktu ditahun 2013, bosan kerja dan ada sedikit masalah, pagi hari bukannya ke kantor, beta malah naik angkot 08 dan berhenti di depan gerbang kebun raya, bayar tiket dan masuk. Ikutin arah kaki, langkah beta pun berhenti di kursi beton di salah satu jalan. Duduk beralaskan langit pagi dan dipayungi lebatnya pohon diatas kepala beta, sonde kerasa sampai 30 menit duduk bengong sonde jelas..selesai bengong, jalan kembali ke arah gerbang dan naik angkot menuju kantor dan kerja seperti biasa. Malam harinya beta pikir mamaee untung sonde kesambet beta disana hahaha..karena banyak yang cerita kalau 'kosong' dan bengong bisa kesambet, kesambet di kebun raya ?? hahahah pikir sendiri lah..


(masa pandemi tahun 2020)

Sebelumnya sudah request untuk menemani jalan pagi di Kebun Raya, ketika menginap di Bogor oleh Jeng Anna dan Eni. Janjian bertahun-tahun lamanya untuk meet up di Bogor baru kesampaian di bulan September. 

Perkenalan beta dengan Jeng Anna dan Jeng Eni, ketika menjadi peserta open trip mengunjungi Pulau Sumba tahin 2015. Rombongan Jeng Eni dan Anna sekitar 6 orang dari Jakarta, beta dan bu DM dare Bogor, dan akirnya berkenalan juga dengan Kak Ifan dari Makassar dan Bu Tini dari Jakarta juga. Setelah trip selesai, masih kontak-kontakan tapi hanya bertemu kembali ketika trip selanjutnya, tidak pernah berhasil saling mengunjungi ke Jakarta atau ke Bogor.

Jam 8 pagi sampai hotel dan siap menjemput Jeng Eni dan Jeng Anna. Siap-siap dan berjalan kakilah menuju kebun raya dan memilih gerbang seberang lippo kebun raya, karena lebih dekat dari hotel. Dengan bekal tiket online yang sudah dipesan sehari sebelumnya oleh Jeng Anna, dengan mantap mo masuk ke pintu tiket

"Mau kemana Mbak ?" Mas Paspampres berbaju  merah menegur
"mo ke dalam Pak" beta jawab
"tunggu Bapak keluar, baru boleh masuk. kalo gak puter yg pintu sana ajah" jawab mas Paspampres
"ooh..ya udah ok"

menjelaskan hal yang sama ke jeng Eni dan Jeng Anna, dan kita memilih duduk disekitar pintu gerbang sambil menunggu 'Bapak' keluar dulu.

Ok lah, kami bertiga pun duduk-duduk santai sambil menunggu waktu sambil melihat berbagai aktivitas  pengguna pedistarian lainya.




Begitu rombongan iring-iringan Bapak lewat, cuuuusss masuk gerbang dengan menyerahkan bukti pembelian ticket online. jalur yang dipilih pertama adalah ke arah danau dengan latar belakang Istana Bogor karena paling dekat sambil menunggu bu DM menyusul. 





Masih cantik..bahkan kalau bisa dibilang lebih cantik dan banyak perubahan semenjak Bapak memilih tinggal di kawasan Istana Bogor..semakin ketagihan berkunjung ke KRB.



Setelah rombongan lengkap, kami lanjut dengan menyisir jalur menuju Makam Belanda..daannn aauww beta yang termasuk orang yang sedikit 'sensitif' tidak merasakan apa-apa dan hilang pikiran angkernya..hahaha..ya gitu deh suka dengar cerita-cerita yang sonde ta benar apa gaknya tapi dibawa pikir jadilah rasa aneh. Percaya deh, lokasi ini sangat 'cetar' dijadikan lokasi pemotretan, tapi tentu saja yaahh tanpa menimbulkan kerusakan dan ada 'permisi-permisi' lah yaa..mo bukti ?? iniiihh


Buat beta yang su lama tidak memotret, hanya bermodal hp dan sedikit jongkok saja su bisa dapat foto macam diatas itu rasanya 'I got my feel back'!!!! hahahahha..cetar kan ??!!! 😀..

oh iya, ada lagi ini dari arah belakang area pemakaman, bisa jadi sangat bagus juga. Masih dengan modal hp sisstt but 'I love it' laahh 





Lanjuutt, sonde jauh dari area pemakaman, ada spot ayunan dan atap bambu yang pas banget buat poto-poto..sekarang yang jadi model adalah bu DM dan Jeng Eni dengan pose dan sedikit editing..su macam artis toohh hahaha









Percaya deh!!! sonde rugi itu ke KRB..sehat dapat koleksi poto apalagi!! hahhaha

Dengan harga tiket hanya idr 15.000 dan idr 25.000 bundling dengan kopi, sudah buat ketong bahagia..tunggu apa lai kaka ade dong, mari sudah main ke KRB!!



credit to BU DM, Jeng Eni dan Jeng Anna untuk poto-poto cetarnya yaaahh
semoga kita bisa jalan bareng lagi secepatnya..kuyy Cisadanenya jadiinlaah tahun depan..
😉



salam dari beta
cheerss








Sunday, September 13, 2020

Hijaunya Ciawi Tali,Kampung Ciwaluh

Ciawi Tali, Kampung Ciwaluh, Cigombong



Rencana trekking hari sabtu, tapi di wag sudah ramai mulai hari senin, dengan bahasa "wooii, ini masih hari senin!!!"hahhaha..biasa terjadi di wag kami, kalo bolangers mau jalan pasti berhari-hari atau bahakan berminggu-minggu diskusi terjadi 😉

Hari H tiba, ketong berkumpul di rumah Arimbi jam 7 pagi. Perjalanan dimulai dengan masuk tol kearah tol exit Cigombong. Pegang kemudi tetap Mang Babas di navigator oleh Mang Gilang, dan kami para wece-wece duduk manis seperti biasa..hhmmm..

"Pak Ujang, dimana ?, kita lagi isi bensin dulu"
"Tenang Mang, disamperin ke pom bensin" 
"Ok Siaappp"

Gak lama berselang, muncullah Pak Ujang disambut dengan senyum dan jabat tangan erat karena sudah lama tidak bersua..Oh iya, sedikit cerita tentang Pak Ujang. Pak Ujang ini, driver kami di kantor lama (Gilang dan beta), notabene sekantor dengan Mang Babas..Dan Pak Ujang ini dulunya team GA dibawah asuhan Bu Myrna. Jadi kami sangat akrab dan biasa bercanda, tidak kecanggungan kecual ke bu Myrna yah...hahaha bekas boss cuuiiii..😋 (maaf ah Bu Myrna)

Setelah bekal air, roti dan bensin full serta berjumpa dengan Pak Ujang, tetap kami putuskan untuk mencari sarapan yang agak berat alias cari nasi uduk atau bubur ayam..yaakk!!!! itulah bolangers, suka jalan suka makan..jadi aman toohh..perut su kenyang trekking pun kuat.

Lanjut, dengan pembuka jalan Pak Ujang didepan bersama motornya, ketong dibawa menuju Desa Lengkong, tepatnya ke arah Kampung Ciwaluh. 

Jalur yang dilewati pun bervariasi, kanan kiri mobil disajikan pemandangan bedeng bawang merah, cabe, tomat dan sayuran. Tiba di satu belokan, kami terbelalak dengan pemandangan terasering dibawah lereng dan kaki gunung yang masih sedikit diselimuti kabut..what a view..


setelah tikungan tajam yang hanya muat untuk 1 mobil, kami tiba di tempat parkir. Semua mobil harus parkir disini seblum masuk dan memulai trekking di Kampung Ciwaluh. Awal trekking tidak mengharapkan apa-apa, tapi benar-benar dibuat takjub. Setelah masuk perkampungan, trekking memasuki zona persawahan..cakep, keren, indah atau apalagi istilahnya.. you named it.








Sebelum memasuki zona persawahan kedua, kita sampai digerbang Kampung Ciwaluh. Oh iya, tenang disini ada pemeriksaan suhu badan dan tanya-tanya atau ngobrol singkat mengenai kesehatan dan aturan Kampung Ciwaluh yah..Harga tiket masuk Rp. 5000 per orang..murah kan ?? dan yang pasti tidak ada pungutan liar seperti yang terjadi di curug-curug daerah Babakanmadang..amaannn..petugas dan masyarakat pun ramah, membuat pengunjung betah.



Lanjut setelah mampir ke warung untuk istrahat sebentar, langkah kaki menuju zona trekking persawahan lainnya pluuussss ditemani gemercik suara air dari sungai. Aliran sungai disisi kiri jalur trekking benar-benar buat adem, rasanya mau berhenti dan main air sajah disana. Bebatuan besar kecil pun menarik hati untuk disinggahi dan membayangkan akan pose diatas..pikiran terbagi tapi langkah kaki sonde bisa berhenti. Jadilah lanjut menuju jalur selanjut. 




Dan yang pasti mesti ini bro dan sis..hahahhaa..Lupakan Mantan !! Nikmati Alam 😉


Langkah kaki terus melaju, sambil berhenti sebentar mengambil foto-foto dari kamera hp, dan ada rasa menyesal kenapa tidak membawa kamera mirrorless, mungkin karena sudah lama tidak 'turun ngeguide' jadi pengen praktisnya mulai berontak, sonde mau ribet deng kamera jadilah agak menyesal..tapi ini realme 5 juga sonde mengecewakan koq..semua foto yang di cerita ini hasil jepretan kamera hp realme 5 loohh..bea senang, kantong senang 

Jalur trekking selanjutnya benar-benar disuguhi pemandangan yang menyegarkan mata dan membuat ketong pung hati melayang. Lihat sa ini beberapa foto hasil jepretan beta









trekking kali ini hampir 3 jam loh, tapi karena disuguhin pemandangan yang menakjubkan tidak terasa sama sekali..benaran sumpah gak bohong..ini mah MSG allowed !!! (baca Mata Segar hati senanG) hahaha. 

Setelah melewati jalur trekking zona sawah, ketong tiba di peristrahatan kedua..warung Kang Firman. Kenalan, ngobrol, makan gorengan, beli minuman, dan yang pasti motret bolangers plus Pak Ujang. Disini beta minta beli kopi khas Ciwaluh buat bawa pulang dan minum.



Di warung Kang Firman, ada papan dengan tinta merah "Air Terjun Ciawi Tali 50 M,  Di Depan Belok Kanan" buat semangat..



cuss..bolangers lanjut menuju air terjun..dan beneran koq tidak sampai 50 M kita belok kanan, masuk jalur  hutan kecil, dengan trek sedikit licin mungkin karena abis hujan malamnya, dannn..suara air semakin terdengar kencang..ppssttt siap siap nihh









Air Terjun Ciawi Tali - Kampung Wisata Ciwaluh, memang tidak terlalu besar, tapi jalur trekking dan pemandangan yang disajikan sepanjang perjalanan sungguh membuat bahagia..sonde ada rasa kecewa sama sekali.

Main air sebentar, mengambil foto-foto dan sedikit bersenang-senang dengan 'kerjain' Bu Myrna, bolangers putusin untuk pulang. Selain karena rombongan anak-anak muda lainnya datang menyerbu air terjun jadi cari aman dengan jaga jarak dan balik kanan pulang. Dan yang pasti karena su lapar juga seh.

Kembali membelah zona persawahan dan perkampungan, ketong masih disajikan pemandangan terakhir sebelum sampai tempat parkir seperti ini..mamaaaeee!! masih sayang untuk pulang tapi harus pulang, mo kermana lai..



Sampai parkiran, kita atur napas dulu, kemudian lanjut menyusul Pak Ujang yang sudah duluan pulang ke rumah untuk mengatur makan siang. Memang sebelumnya, ketong sudah minta diaturin makan siang di rumah Pak Ujang sajah, tidak mau ke restoran atau warung makan. 

(sebelum hari H)
Pak Ujang : Mau dimasakin apa, Bas ?
Mang Basy : Apa ajah Pak Ujang, kita-kita mah gampang makan. kasih nasi ama tahu tempe juga makan
Pak Ujang : yakin yah ? ya udah disiapin nasi ama sambel yah hahha

(woooowww) nasi, ayam goreng, sambal, tahu tempe goreng buatan Istri Pak Ujang memang juara!!!
lapar hilang berakhir dengan gegoleran di lantai teras rumah Pak Ujang.

ditambah air kelapa dan cincau buatan sendiri..Tuhan!!! memang talalu enak hidup ini.
capek trekking, hati senang, perut bahhaagiiyyaahhhh 😀

dan bolangers pun pamit ketika jam menujukan jam 5 sore, setelah ketong molor yang pastinya hahaha..
oh iya, biaya perjalanan ini pun tidak terlalu mahal

isi bensin 150rb
jajan alfamart kurleb 50rb
jajan bubur kurleb 100rb
e-tol 50rb
tiket 30rb
makan siang ?? Pak Ujang gak mau dibayar 
dan semuanya pakai uang kas bolangers..jadi tidak ada pengeluaran pribadi sama sekali..

Boleh dicoba yah gaaiiisss..kalo mau ke Ciawi Tali, jalan meuju kesana pun mudah tapi mesti siap-siap hilang sinyal. Hilang sinyal yang buat hepi tentunya..bebas brur..

Ok, sekian dulu yah cerita beta kali ini
nanti ketong sambung lagi, karena rencana mo ke Curug Cisadane dikunjungan berikutnya.

Salam dari beta dan bolangers
Selamat jalan-jalan, smeoga bisa jalan bersama.

Cheers
beta







Saturday, August 15, 2020

“all you can eat” ala Kopi Badhek

 Kopi Badhek





Meluncur dari Puthuk Setumbu, Bolangers plus plus mengikuti ide Pak Tri untuk menikmati kopi dengan pemandangan persawahan menjadi tujuan Bolangers selanjutnya..yuukk lah cuss..meluncur dengan mobil Kang Prast sebagai pembuka jalan dan sempat nyasar alias salah jalan dan putar balik lagi,karena kami dari arah Puthuk jadi agak sedikit bingung tapi  akhirnya sampai juga ke Kopi Badhek. Weiiittss tapi jangan takut, sekarang Kopi Badhek sudah ada di google maps, jadi dijamin sonde nyasar lai kakaaakkk 

Sumber : google maps


Lokasi Kopi Badhek ini sebenarnya gampang ditemukan, karena berada tepat dibelakang pagar Candi Borobudur dan aksesnya sama dengan akses menuju Hotel Plataran Borobudur. 

Bahkan ketong bisa melihat beberapa mobil vw kodok yang mengelilingi daerah sekita candi. Jadi beberapa tahun  ini Candi Borobudur ada safari vw kodok dengan mengelilingi area luar candi..dan kebetulan ketong bertemu beberapa mobil yang sedang safari ketika ketong sedang duduk di Kopi Badhek. 

sumber : google


Bangunan Kopi Badhek pun tidak bangunan yang mewah dengan tembok atau kaca-kaca layaknya kafe di ibukota. Rumah Joglo, saung-saung bahkan ada kursi kayu yang beratapkan pohon rindang. Dan memang ini yang jadi ciri khasnya Kopi Badhek, lokasi di perkampungan bahkan tidak ada plang besar penunjuk arah atau tanda ciri khasnya separti kafe-kafe lainnnya, hanya papan kayu yang dipaku di pohon kelapa sebagai penunjuknya.


Ketika rombongan sampai pun, belum semua menu sarapan siap, dan hanya ada satu Ibu yang memasak dan melayani tamu. Oh iya, beta sempat liat ke dapur, Ibu muda ini masak menggunakan tungku dan kayu bakar, jadi jangan harap ada peradapan di sini..hahhaha tapi harumnya kayu bakar ini lah yang buat makanan tambah lezat kan.

Menu andalan Kopi Badhek ini menu 'all you can eat' berupa 2 macam sayur, bihun goreng dan nasi, menu di bandrol Rp 7500,- mo tambah sampai sekuat-kuatnya kita makan yah segitu harganya. Selain menu 'all you can eat', ada menu lele mangut, nila goreng, temp mendoan.  terus untuk minumannya ada teh poci, es tape dan kopi nya yang juara..mantap banget mengisi perut beta  sampai kenyaaannngg..

meja menu 'all you can eat'





Beta milih menu tempe mendoan (buat rame-rame), bihun pedes, sayur daun singkong ditemenin lele mangut, tidak pakai itungan jam..menu inipun tandas dalam beberapa menit..dan yang pasti kenyang sampai tampang beta seperti itu..😂

oh iya, kalo diitung-itung, untuk menu makan beta pun kurang lebih di bandrol harga idr 26.500
nasi all you can eat 7.500
mangut lele 12.500
teh tubruk 7.500

Jaid sonde usah takut jalan-jalan dan nongkrong ke Kopi Badhek..perut kenyang, dompet aman apalagi ditanggal tua hahahha


Ini alamatnya Kopi Badhek dan sekarang pun sudah ada no telp yang bisa dihubungi untuk booking acara dengan rombongan atau arisan dll..Oh iya, jang lupa bawa uang cash yah..sonde pake debit atau kartu kredit kakaaa...

Dusun Sabrangrowo, RT.01/RW.16, Dusun XXII, Borobudur, Kec. Borobudur, Magelang, Jawa Tengah 56553

sumber : google




Kalau ditanya mau kembali mengunjungi Kopi Badhek ??? PASTIIIIII lah jawabannya..
mau datang lebih pagi, jadi belum terlalu ramai pengunjung dan mau nongkrong di bawah pohon bambu hahahha...


salam dari beta, semoga bisa jalan-jalan jauh lagi di era 'new normal' 

cheers,


pose di sudut pekarangan belakang rumah joglo kopi badhek
salam dari bolangers plus plus


Pengalaman Glamping di Trizara Resort

Untuk merayakan ulang tahun Bu DM alias Madam yang ke-50, kita mutusin untuk liburan ke Bandung. Lihat-lihat lokasi dan hotel dilakukan via ...