Sunday, December 2, 2018

Taman Laut Riung 17 Pulau


Taman Laut Riung 17 Pulau



Sumber : Google


Bicara tentang Taman Laut Riung, berarti bicara tentang Pulau Flores. Pulau Flores yang artinya Pulau Bunga memang menyimpan banyak potensi wisata. Alamnya begitu indah dengan keanekaragaman landscape yang unik. Banyak yang mengira flores itu kering, gersang dan gak menarik tapi coba deh besong main ke flores sekali-kali..bisa buat NAGIH !!!! hahahhaa

Taman Laut Riung 17 Pulau terletak di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Flores, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kenapa dikasih nama angka  17 ? Karena sesuai dengan Hari Proklamasi Negara Republik Indonesia. Dan untuk menuju Riung, ketong harus melewati jalan bukit berliku dan aspal sempit yang naik turun di tepi jurang..eiittsss tapi jang ko takut..aman sa. Cari sopir lokal yang tahu dimana "bok" (bok = tikungan dalam bahasa lokal) su aman. Par banyak turis/pendatang yang mo coba road trip deng motor/mobil tapi seng tau medan, alhasil banyak dong yang jatuh tayoso (tayoso = teroso = ngedelosor diaspal). Jadi ketong kes tau memang untuk cari jalan aman deng sewa mobil deng sopir lokal sa yah...


Sumber : Google

Trus kenapa dong kes nama 17 Pulau ? karena ada 17 pulau jo di kawasan taman laut Riung itu 
  1. Pulau Ontoloe (pulau terbesar)
  2. Pulau Pau
  3. Pulau Borong
  4. Pulau Dua
  5. Pulau Kolong
  6. Pulau Lainjawa
  7. Pulau Besar
  8. Pulau Halima atau Pulau Nani
  9. Pulau Patta
  10. Pulau Rutong
  11. Pulau Meja
  12. Pulau Bampa atau Pulau Tampa atau Pulau Tembang
  13. Pulau Tiga atau Pulau Panjang
  14. Pulau Tembaga
  15. Pulau Taor
  16. Pulau Sui
  17. Pulau Wire


Yang sering dikunjungi itu ada 4 pulau : Pulau Antoloe, Pulau Rutong, Pulau Tiga dan Pulau Tembang. Taman laut Riung ini paling terkenal dengan alam bawah lautnya..bukan alam bawa sadar hoo hahhahaa..

Tahun 2014, pertama kali menginjakan kaki disana. Setelah berhari-hari overland dari barat flores sampai timurnya flores, sampai juga beta di Riung. Ini pertama kali setelah bertahun-tahun berencana liburan ke tanah kelahiran sendiri. Yaahh harap maklum, beta pung Bapa (Doel) asli Kecamatan Boawae Kabupaten Ngada, tapi beta cuman numpang lahir sa macam burung terbang pi sana sini alias pindah-pindah mengikuti tugas kantor Doel, jadi waktu di Flores masih kecil dan seng bisa bajalan kaki panjang pi mana-mana. 

Dan yang pertama kali itu memang selalu berkesan. Selalu ingin kembali dan kembali. Terbukti beberapa tahun kemudian, beta bisa bawa rombongan trip teman-teman ke Riung bahkan berhasil membawa Abang "Bali" Rizky kesana juga (Abang "Bali" Rizky = Ponakan beta).


Akses Menuju Riung

Kalau tadi beta bilang jalan berliku-liku itu akses dari Ende ke Riung. Ada juga dari Bajawa ke Riung. Dari Ende ke Riung kurang lebih 3-4 Jam sedangkan dari Bajwa ke Riung kurang lebih 1-2 Jam. Tergantung rombongan apakah banyak berhenti untuk istrahat, menikmati pemandangan bahkan untuk makan siang mungkin. Dan kedua jalur inipun sudah pernah beta lakonin. Tahun 2014 & 2016 dari Bajawa masuk ke Riung, sedangkan tahun 2017 & 2018 dari Ende. Kedua jalur ini masing-masing punya keunikan sendiri dan tergantung entry awal di Pulau Flores dari arah barat atau timur.

Yaah kalau liat dari Mbah gugel seperti inilah penampakan jarak tempuhnya Ende - Riung maupun Bajawa - Riung


Entry dari Ende - Riung ( Jalur Timur)

Entry bajawa - Riung ( Jakur Selatan)


Aktivitas di Taman Laut Riung 17 Pulau

Sama dengan wilayah pariwisata lainnya di Indonesia, selalu trend nya adalah wisatawan asing yang lebih banyak mengunjungi wilayah-wilayah timur. Riung sangat terkenal dengan rombongan wisatawan asing dari Perancis, Italia maupun Belanda atau negara Eropa lainnya. Sedangkan wisatawan lokal masih banyak ke Labuan Bajo dan sekitarnya, wisatawan asing ini sudah punya agenda resmi antara bulan Juli-Oktober akan penuhi Taman Laut Riung ini. Hoping Island dengan kapal motor adalah hal utama, pagi hari setelah sarapan rombongan tamu biasa akan menuju dermaga untuk menaiki kapal motor kapasitas sekitar 5-6 orang per kapal.

Deng kegiatan yang paling favorit disana itu snorkling menikmati keindahan alam bawah lautnya. Dari 17 Pulau yang paling sering didatangi dan menikmati snorkling dan berjemur di pantai adalah Pulau Tembang, Pulau Tiga dan Pulau Rutong. Ditutup dengan mengunjungi Pulau Antoloe (Pulau Kalong). itu kalong-kalong bergelantungan di pohon-pohon bakau bukan dalam gua. Hanya dengan suara mesin kapal saja, kalong-kalong itu akan beterbangan dan menari di langit. 


Pulau Antoloe









dan masih banyak foto-foto "tarian" kalong-kalong ini. Pulau Antoloe biasanya menjadi pulau pertama atau pulau terakhir dari kegiatan hoping islandnya. Kalau rombongan mau lebih banyak menikmati snorkling dan main pantai, biasanya pulau ini akan menjadi pulau pertama. Karena paling hanya 10-15 menit maksimal menikmati "tarian" karena kalo terlalu lama ju leher bisa kaku tengadah terus, deng kasian ju kalo terlalu lama ganggu kalong-kalong itu.

Pulau Antoloe ini pulau paling besar di kawasan taman laut Riung. Dan kalong-kalong ini akan berpindah-pindah tempat diantara pohon bakau di pulau ini saja, tidak pernah bermigrasi ke pulau lainnya, walaupun ada pohon bakau dipulau lainnya.


Pulau Tembang


Pulau Tembang, biasanya pulau pertama buat snorkling. Palungnya dan aneka ragam coral dan ikannya membuat terpesona, ditambah lai deng campur warna laut biru deng hijau..mamaaeee surga jatoh sudah di sini 😂










Abis snorkling terbitlah lapar kan yah..dan kegiatan ini yang paling beta tunggu-tunggu dari semuanya hahahha


Pulau Tiga


Biasanya kapal-kapal akan lama buang sauh ini, par bakar-bakar ikan, cumi, udang, atau par meracik makanan buat tamu. Pulau ini paling favorit untuk menikmati pantai. Langit selalu cerah, kombinasi dengan "pelukan" bukit yang kontras warnanya, halusnya pasir laut, apa saja su jadi indah disini. Wisatawan biasa berjemur, main bola, snorkling, tidur-tidur, membaca, mengobrol atau bebas saja sampai panggilan "mari makaaannn"


Indah sudah mo tidak lai

jejeran kapal motor buang sauh di Pulau Tiga

Kontras bukit di Bulan Juli

Jang takut makanan sonde matang..ini masak tradisional favorit para wisatawan

Siap-siap menikmati makanan


duduk dipantai dengan pemandangan seperti ini ??? siioooooo

abis makan terbitlah kenyang dan mager hahaha

Abang "Bali" Rizky, enjoy his lovely sunny day







Pulau Rutong

Su kenyang, su tatidur enak di pasir, saatnya lanjut menikmati satu pulau lagi. Pulau Rutong namanya. Biasanya kapal motor akan berhenti agak jauh dari pulau, kemudian wisatawan akan turun snorkling menuju ke arah pulau. Biota lautnya akan memanjakan mata..par hati-hati deng bulu babi jo..ada banyak di pesisir pantai ditemani deng bintang laut..sioo mamaaee..yakin besong seng mau pulang..

Selain snorkling, biasanya wisatawan akan trakking keatas bukit di pulau rutong ini. Jalur trekkingnya pun 45 derajat deng rumput liar yang meng"gigit" kaki..tapi aman..asal para wisatawan dikasih tau apa saja yang harus mereka siapkan untuk perjalanan ini, pasti mereka bawa bekal sendal gunung atau sepatu bootins yang bisa dipakai dilaut maupun di darat. 

Pemandangan dari atas Bukit di Pulau Rutong




Hoping island ini bisa memakan waktu seharian loh yah..jadi seng usah buru-buru..nikmati hidup deng santai..kapan lai menghitamakan kulit too hahaha

Biasa dari sekitar jam 8:30 berangkat dan jam 4:00 sore kapal akan kembali meuju daratan. Tapi tenang, sonde selasai sampai disitu sa..masih ada satu tujuan lagi menutup hari menyambut  malam. Setelah bersih-bersih sebentar di bungalow, wisatawan yang biasanya ditawari untuk menikmati sunset atau matahari terbenam di Bukit Watumitong. Bukit paling favorit menikmati sunset dan bisa melihat kepulauan dari atas.




Bukit Watumitong

Berkendaraan sekitar 30 menit kearah jalur trans ( tembus jalan ke Trans Manggarai), kita sudah bisa sampai dan trekking ringan dimulai. Sebenarnya matahari terbenam dibelakang bukit ini, tapi biasnya akan sampai keatas puncak bukit mengarah kelaut.












Beautiful sunset for closing our day and fulfil our memories of Flores Land..😍


Oh iya, beta sering nginapnya di Nirvana Bungalows. Bahkan rombongan wisatawan asing pun sering berleha-leha di bungalow ini. Feeling like in home, itu lah yang sering menjadi jawaban ketika ditanya kenapa senang menginap disana..deng tentu saja karena itu punya beta pung Om hahahhaa...tapi tenaaangg..beta pung Om ini sonde membedakan antara servis tamu atau keluarga..su trademarknya makan puas, tidur enak, hati bahagia hahahaa..

Bae su..ini carita cukup sudah..langsung sa pi Riung, sonde usah pikir bolak balik macam pisang epe..sekali putusin ke Riung seng akan manyasaallll 😘


ps : ini no Nirvana Bungalow +6281337106007 (Om Rustam), buat booking kamar dan paket hoping island termasuk makan malam deng pisang goreng yang terkenal 😁


Ada yang tanya biaya-biaya ? Kisaran berapa ?
tenaannggg ini beta kes bocoran sedikit. Ini harga tahun 2018 bulan Juli yah 
- Sewa mobil Ende - Riung (3hari) : kisaran IDR 850.000 (Innova) per hari sudah termasuk BBM dan sopir jo.
- Sewa Kapal untuk Hoping Island : saran beta seh better sekalian ambil paket dengan kamar di Nirvana. Jadi ada hitungan sendirinya. Dijamin kasih murah tapi tidak mengecewakan..(promosi abis ini Om eee hahaha)
- Harga Kamar Nirvana Bungalow : Range ant IDR 550.000-IDR 750.000/kamar, tipe kamar ju ada double, twin deng family. Kontak ajah langsung orangnya yah hahaa..

jadi kalo ber-4 atau ber-6, itungan per orang lumayan murah kan ?



cukup sonde ? moga-moga cukup yah caritanya hahaha


danke


Selamat Jalan-Jalan, Semoga Bisa Jalan Bersama Beta


Cheers
Sri

Monday, October 1, 2018

7 (Tujuh) Hal Yang Bisa Dilakukan Di Desa Saleman


7 (Tujuh) Hal Yang Bisa Dilakukan Di Desa Saleman


Pengantar 
Secara geografis, Desa Saleman terletak di Kabupaten Maluku Tengah. Desa yang dikelilingi oleh laut yang luas dengan tebing-tebing batu serta gunung, membuat desa ini tidak mempunyai wilayah huni yang terlalu besar. Di desa inilah terdapat pantai dengan resort yang konon disamakan dengan pantai di Maladewa atau pantai bora-bora di samudera pacifik. Nah rombongan kami akan kesana juga. Sedangkan untuk bisa melihat persamaan pantai bora-bora ini 😁..kita harus menyebrang dengan kapal cepat dari dermaga tulehu menuju dermaga amahai. dari amahai (masohi) kita masih harus menlanjutkan perjalanan darat lagi untuk bisa mencapai Desa Saleman. Begitulah rute panjang yang akan kami tempuh.



Ini adalah cerita lanjutan dari perjalanan kami bertiga di Tanah Maluku (cerita sebelumnya baca : Duo Ambon main Ke Ambon Manise). Setelah menjemput anak ilang dari Bajo, istrahat semalam, paginya kami lanjutan perjalanan menuju Ora Beach yang ada di Desa Saleman).



Dengan bekal tiket ditangan, tepat jam 09:00 pagi kapal cepat mulai bergerak meninggalkan dermaga Tulehu. Lumayan padat dan penuh sesak orang berseliweran dalam kapal, yang jualan sarapan, mainan sampai perangkat elektronik pun ada. Susun menyusun barangpun terjadi, 3 ransel besar ditambah ransel kecil masing-masing, harus dikondisikan dicelah kaki yang sempit dengan waktu yang sesingkat-singkatnya karena gangnya penuh lalulalang orang sehingga agak terganggu jika tidak secepatnya diselesaikan 😂 bagian ini biarkan kaka opung yang bekerja hahahaa..paling cocok untuk merapikan barang-barang daaannnn yeeaaahhh akhirnya kami duduk dengan tenang.


Asadi(salah), fanik(salah), sri(benar) hahahaa




"hallloooo"
"mbak sri su sampe ko ??"
"beta su di dermaga"

Suara lantang Bang Andre ketika menelpon dan melihat kapal sudah merapat.

"sudah sampe bang"
"lagi antri turun"
"tunggu yah"

Jawaban yang tidak kurang lantang (terpaksa sedikit triak) hahaha.. karena berisiknya masyarakat yang menyerbu masuk ke kapal untuk menjemput sodara, dagangan atau menawarkan jasa angkut barang. Dengan memanggul masing-masing ransel, antri turun, berjalan diujung dermaga disambut oleh bang andre yang langsung salaman dan menyapa kami. Perjalanan selanjutnya menuju Desa Saleman. 


kita orang su sampe kalo su dibelokan ini hahaa..


resort bang andre dr atas teluk

seng tau nama pulaunya tapi cantik sekali dari atas teluk


Perjalanan menuju Desa Saleman memakan waktu kurang lebih 2-2,5jam. Dulu tahun 2016 kesini hampir 4jam naik mobil, karena masih dalam pengerjaan buka jalan dan masih ada jalur yang belum teraspal. Sungguh beda dan jadi efisien sekarang. Terima kasih pemerintah!!!! 😘




1. Keliling Kampung Menikmati Hari

Begitu sampai, perut menggila laparnya. Mampir makan diujung desa dulu dengan menu andalan indomie rebus pake telur hahhaa... tapi jujur ini makanan ternikmat kalo lagi bajalan begini 😁.
Sebenarnya kami bisa makan siang di Masohi, ada rumah makan ikan bakar "Julia" yang memang menjadi sasaran para pelancong yang baru turun dari kapal, tapi karena kami masih kenyang jadi diputuskan untuk makan di Saleman sajah.


punya asadi(salah) entah lapar entah doyan hahahaa

Kita pung abang-abang ambon dong lagi main ludo  hahhaa

ombak gede menyambut kami di desa

lokasi yang sama dengan deburan ombak yang "menggila"

pecaaaahhhhh (langsung ngeri besok gimana hoping island)


"yah memang lagi ombak tinggi, mbak sri "
"dari dua hari lalu"


Mamaaaeeeee..trus nasib ketong bagaimana ini besok ??
(dalam hati sambil dengar cerita bang andre)
dan mulailah si kaka opung berdoa hahahaha...


Setelah makan, kami kembali naik mobil (padahal hanya dari ujung desa) ke rumah mama (beta sebutnya). Rumah Mama adalah rumah tinggal mama Bang Andre dan Bang Nofri yang juga difungsikan sebagai homestay. Ada 2 kamar dilantai 2 dan 3 kamar dilantai 3. Tahun 2016, nginap di lantai 3 jadi sudah kebayang nangkring diatas sana hahahaha...

Salaman, ngopi dan sepiring pisang goreng pun sudah beta sikat. Saatnya kita jalan-jalan menimati desa. Desa Saleman ini tidak terlalu luas sehingga dengan 2x koprol sudah selesai hahahaa..

Oh iya, buat yang "penggila" sinyal harap bersabar yah hahaha..kalo film Ko Ernest bilang Sumba susah sinyal benar adanya, disini juga lebih susah juga..GSM alias Geser Sedikit Mati benar-benar mati hahahaa...beberapa spot saja yang bisa dijangkau selebihnya blenggkiiii...jadi kalo benar-benar mau santai menikmati hidup dan gak ada gangguan, "kabur" kesini ajah 😆


Di ujung desa, ada pos penjaga TNI, yang tiap tahun berganti kesatuannya. Komplek pos ini selalu jadi sasaran beta dari pertama kesana bersama Kaka Ifan dan BU DM thn 2016. 

mau ke pos penjaga di ujung kampung

Selamat Datang di Pos-4/2 Saleman


salah satu kegiatan para bapak-bapak tentara


strategi menghadapi GSM



Ngobrol-ngobrol, moto-moto, trus tetiba asadi(salah) triak-triak karena sinyal byar pret byar pret ..proyek sailingnya diujung tanduk... hahaha... Setelah semua beres, kami pamit pulang dan lanjut jalan-jalan muter kampung.


Ora Eco Beach Resort dilihat dari pos penjaga

pesisir pantai

pasirnya haluusss 


gak bosan beta nongkrong depan pos penjagaan

Gini ajah bagus yah hahaha

ini juga cantik

anak mudanya main bola kaki 

ngajak anak2 yg abis mandi sore buat foto bareng hehehehe



2. Birdwatching

Desa Saleman selain terkenal dengan Ora Eco Beach Resortnya atau pantai yang mirip dengan pantai Bora-Bora atau banyak yang bilang "like little Maladewa", yang pasti seh buat beta ciri khasnya adalah birdwatching saat matahari terbenam..(pendapat pribadi..boleh setuju boleh gak 😁 ).

Saat adzan Maghrib berkumandang, saat itulah ratusan bahkan ribuan burung lusiala turun dari atas bukit dibelakang kampung, terbang menuju ke arah laut dan sampai sekarangpun arah terakhir sonde bisa dideteksi, kumpulan burung lusiala ini seperti "menari-nari" dilangit beriringan dengan suara yang sangat khasnya. Sama halnya ketika matahari terbit keesokan harinya, burung-burung ini akan keluar dari arah laut menuju kembali ke bukit, hanya bedanya jika pagi tidak bisa terlihat bentuk "menari"nya hanya terdengar suaranya saja, dan masyarakat desa pun sudah paham betul bahwa suara itu.

Konon ada mitos bahwa tidak ada satupun dari burung ini yang bisa dipelihara menjadi burung peliharaan seperti burung umumnya. Pernah dikisahkan ada burung yang terluka sehingga jatuh dan dirawat oleh penduduk, tapi keesokan harinya burung tersebut sudah sonde ada di sangkarnya alias menghilang dengan sangkar yang masih utuh dibungkus penutup dan pintu sarang yang tertutup rapat. Percaya atau tidak, tapi begitulah adanya.


"tarian" burung lusiala (garis hitam diatas awan)


3. The Ora Eco  Resort


Malam berganti pagi..bersama Kaka Opung dan Asadi, dikawal oleh Bang Nofri (Ora Cave Resort), ketong meluncur menuju Ora Eco Beach Resort. Spot wajib punya kalo kesini. 

Walaupun tidak menginap di salah satu kamar resort ini, ketong masih bisa menikmati untuk snorkling, duduk manjah dipantai ataupun foto-foto dengan segala macam pose juga bisa hahhaa..yang perlu dilakukan hanya  membayar IDR 25.000/orang sebagai tanda masuk dengan syarat asal ketong tidak foto atau masuk kearea kamar resortnya. Tentunya dengan alasan agar tidak mengganggu privasi tamu, dan pihak resort pun dengan tegas memasang papan pengumuman dilarang masuk kearah sana.

Area yang dilarang masuk oselain penghuni resort

salah satu model Eastcape Indonesia lagi nampang hahaa..

Inilah "little maladewa" or "twin of Bora-Bora"

eitsss si kaka opung 


4. Tebing Hatupia


Selesai dari The Ora Eco Resort, kapal meluncur berbalik arah kembali menuju arah datang pertama ketong lewat. Tebing Hatupia menjadi sasaran ketong selanjutnya.

tebing hatupia

gazebo yang jadi ciri khas dari tebing hatupia

nampang bolehlaahh 

Jadi tebing dan gazebo ini sangat tekenal di dunia maya. Yang beta tahu sekarang (bulan sept ketika menulis cerita ini) sudah ada jembatan yang dibangun dekat dengan gazebo. Lokasi ini bisa buat snorkling, main-main air, loncat dari batu kecil depan gazebo itu, ataupun foto-foto diantara celah kecil dinding tebing. Beruntung ketika ketong sampai, tebing lagi sepi jadi bebas lah loncat dari kapal ke tebing, turun ke batu, dapat spot foto tanpa "bocor", ataupun mundurin kapal biar foto makin cihuuyyy hahahaa...


5. Goa Laut


Spot ketiga hari kedua di desa saleman adalah Goa Laut (Sea Cave inggrisnya kata orang kapal hahaha..) Untuk bisa ke sea cave ini, ketong mesti berenang dulu masuk ke celah dinding kemudian masuk kedalam lubang atau seperti goa, dan orang yang memotret harus memanjat dinding tebing sehingga posisinya diatas dari orang yang mau dipotret. 


seperti inilah penampakan Goa laut aka Sea Cave

Yang perlu diingat adalah jangan maksain diri untuk masuk berenang saat air pasang, karena hempasan air laut ke dinding tebing ini sangat keras mendorong dan menarik kembali, ditambah banyaknya telur-telur kepiting di dinding tebing tolong jangan sampai terpegang dan merusak kehidupannya yah..kasian..karena ngindarin inilah dan melawan arus yang kencang, ujung-ujung jari tangan kaka opung ancur lecet karena berusaha menahan pegangan dinding tebing..yah maklum lah yah kakaaa


6. Pantai Air Belanda (Biasa sebut Air Belanda)

Lanjuuuttt yah Bang Nofri, kita nangkring di Air Belanda. 
Siaappp

Melajulah kapal menuju Air Belanda. Surut jauh sehingga turun dari kapal untuk berjalan menuju bibir pantai juga lumayan. Nah buat yang belum tau tentang Air Belanda, ini beta kasih bocoran sedikit yah..sikit ajaahh..sisanya boleh cari tahu sendiri ahahaha..


Jadiiii..Pantai ini adalah titik pertemuan aliran mata air dari Hutan Manusela dan air laut. Nama Pantai Air Belanda pun dikasih nama karena dahulu banyak sekali tentara kolonial Belanda yang mandi di sumber mata air tersebut. Nah kira-kira begitulah ceritanya..Oh iya..air nya bisa langsung diminum loh..gak asin..coba ajah..


line up dan .cusss jalan..

sumber mata air membentuk seperti kali kecil

bebas main di pantainya

nah ngegelantung di ayunan juga bisa hahaha



7. Tebing Hatupuapua

Tebing ini bisa ditempuh dengan dua cara. Bisa melalui perahu dan trekking kecil dari ujung pantai melewati jembatan bakau, kemudian trekking menuju tebing lagi. Atau jalan kaki melalui ujung kampung dengan pemamdangan pantai disisi kanan kita.

Karena ketong sudah beres mandi dan malas naik perahu lagi, ketong memutuskan untuk memilih jalan kaki trekking dari ujung kampung. Pemandanganya juga yahuuddd so gak nyesal. Kemudian bisa ketemu anak-anak yang lagi makan jambu dan daun jambu dengan cara ditumbuk juga jadi pengalaman baru buat saya. Jadi pilihan jalan mana sajah pasti punya cerita yang berbeda buat ketong simpan dan kenang hahahha..


mulai trekking dari ujung kampung

sisi kanan "bibir pantai"

nemu spot gini pas trekking kan ok laaahh

gampang naik tapi susah turunnya hahahaha.. 


batang bambu buat tumbuk daun jambu - jajan anak-anak..


Oh iya, tebing ini trekkingnya lumayan ringan tapi bebatuan karangnya lumayan agak tajam, jadi harus pakai sandal atau sepatu yang bersol tebal yah biar tidak tembus dan melukai kaki.





jalur trekking ke tebing hatupua



Dari atas tebing ini, ketong bisa nikmati pemandangan yang berbeda. Mulai dari pemandangan pantai, bukit batu atau yang lebih luasnya laut membentang depan ketong



pemandangan dari sisi kiri tebing ini


pemandangan lain dari atas tebing


Selesai trekking, ketong pun kembali ke kampung dan menikmati malam tanpa "gangguan" dan tidak perduli tentang sinyal..gak kalah menyenangkan koq, apalagi main kartu macam ketong malam itu hahahaa...


heboh main kartu




Sudah yah cerita kali ini. Intinya Ora Beach tidak semata resort mahal dan "mencopet" kantong ketong untuk jalan-jalan, tapi masih banyak kegiatan lain yang bisa dilakukan disana serta banyak pilihan resort/penginapan tergantung bagaimana kenyamanan ketong sendiri.


Ini beta bagi no telp Bang Andre dan Bang Nofri untuk booking mobil dan nginap di rumah mama.
Bang Andre (Mobil Innova) : +62-853-54506962
Bang Nofri (Rumah Mama & Perahu) : +62-813-86193090
Dan kalo WA mereka lama dibales, harap maklum sinyal nya byar pret byar preett hahahaha...


Semoga cerita ini bermanfaat yah..
Cerita selanjutnya tentang perjalanan ketong tiga di Kei Kecil segera menyusul.
Semoga gak bosan hahahaha



Salam dari beta
Sri




beta = saya = gue = aku
ketong = kita
sonde = tidak = gak








Pengalaman Glamping di Trizara Resort

Untuk merayakan ulang tahun Bu DM alias Madam yang ke-50, kita mutusin untuk liburan ke Bandung. Lihat-lihat lokasi dan hotel dilakukan via ...