"Tengik" Squads on Board
Cerita kali ini tentang perjalanan para wanita menjelajahi Taman Nasional Komodo (TNK). Mengelilingi pulau-pulau dengan paket Sail Komodo 4hr3mlm.
Perjalanan ini menjadi istimewa, karena ini awal dari perjalanan saya setelah resign dari kerja kantoran dan menggeluti hobi jalan-jalan saya. Sambil jalan-jalan sambil cari duit lah yah hahahaa...
Dari postingan di Facebook tentang Paket Sail Komodo 4hr3mlm, peserta terdaftar 8 orang, tapi kemudian tersisa 5 orang dan saya. Heboh kan yah chatting di whatsapp grup, jauh-jauh hari sebelum perjalanan ini bahkan dimulai. Beberapa hari sebelum hari-H, rombongan dari Jakarta ( Kak Hinsa, G'ma Jo, Jeng Vera dan saya) sengaja janjian di PIM 1 untuk bertukar cerita, saling mengenal dan shoppiiinng baju-baju ama celana gemas π
Ngomong-ngomong tentang celana gemas, maksudnya hot pant. Biar para wanita ini bebas bergerak dan "look sexy" begitu katanya. Jadilah berburu beberapa celana gemas dengan warna-warni cerah. Ujung-ujungnya istilah celana gemas ini berubah nama menjadi "celana umpan". Maksudnya umpan untuk menarik perhatian para lelaki hhahaaa..*kidding.
Waktu bergulir, saat hari H tgl 25 Juni 2017 rombongan Bogor ( Jeng Vera, Kaka Ita, G'ma Jo) bertemu di Damri Bogor sekitar jam 16:30 sore. Mengantisipasi macetnya jalan dan perkiraan bahwa banyak yang keluar jalan-jalan dan mobilisasi Bandara, jadilah kami menutuskan untuk berangkat lebih awal. Sekitar 1,5jam kemudian kami sudah sampai di Terminal 3 Utimate Garuda. Proses check in dan drop bagasi yang cepat, bertemu dengan Kak Hinsa depan counter check-in juga berjalan dengan lancar. Jadilah kami berkumpul bersama, ngopi dan menikmati bekal lebaran yang dibawa dari rumah π
Terminal 3 Ultimate Garuda
Terminal yang menjadi perbincangan banyak orang ketika baru diresmikan, dan ini ketiga kalinya saya menikmati kenyamananya. Begitu luas dengan branded store yang cukup menggoda, coffeeshop, food corner, dan banyak lagi. Personally, saya suka dengan terminal 3 ini walaupun besar dan luas tapi harusnya seperti inilah Bandara International. Memberikan "lebih" dari sekedar bandara. Kira-kira terminal 1 & 2 juga bisa gak yah seperti ini ?? *ngareepp.com hahhaaa
Te Quiero Hotel, Bali
It was kind of bad experinces with this hotel. Maksud hati beristrahat beberapa jam karena pesawat ke Labuan Bajonya pagi sekitar jam 7 pagi, rombongan akhirnya setuju untuk menginap semalam di hotel. Dengan pertimbangan hanya beberapa jam dan references transit hotel dari seorang teman, jatuhlah pilihan di Te Quiero. Memilih online booking via Booking.com, pembayaran dari beberapa bulan sebelumnya dan sudah lunas dengan rate IDR 160.000/malam/kamar dengan fasilitas drop bandara. Begitu tiba harinya, kami pun meluncur ke hotel yang ternyata hanya selompatan katak katanya receptionist. Petugas Front Office tidak ada hanya Kitchen Staff yang melayani kami, bincang punya bincang menurut nya biaya yang kami bayarkan hanya biaya pajak kamar hotel, dan kami diharuskan membayarkan IDR 160.000/kamar lagi untuk bisa check in. Sungguh gak masuk akal, keributan dan adu argumenpun terjadi ditengah malam. Dan kami yang waras pun akhirnya pergi meninggalkan hotel itu dan memilih tidur di bandara. Yaahh lumayan lah ngerasain tidur dilantai bandara sambil memendam amarah tentang kasus hotel ini. Melayangkan 'complain email" pun dilakukan dan mengutuk diri sendiri tidak akan lagi melakukan bookingan seperti ini. Untung punya teman jalan yang mengerti jadilah menikmati bersih-bersih, cuci muka dan ganti baju di bandara hahhaaa..anyway this is very good lesson!!!
Welcome to Labuan Bajo
Dengan Garuda kami kembali membelah langit Denpasar menuju Labuan Bajo. Perkiraan sampai 09:25. Duduk bersebelahan dengan seorang cowok, dengan badan lelah dan mata yang tidak bisa diajak kompromi, saya pun terus tertidur di pesawat. Hanya terbangun sesaat, mengambil gambar, pembagian snack dan kembali tertidur..hahahaa yaeyalaahh hayati lelah belum tidur dari semalam..
Dan gak disangka, teman duduk dipesawat ini teman yang nantinya bergabung dalam open trip sail komodo ini. Dunia sempit saudara!!! hahahaha
"Tengik" squads minus Jeng Eve |
Pulau Kelor
Pulau pertama yang kami kunjungi, ini trekking dengan 45 derajat posisi bukit dipulau ini, berpasir, bebatuan, licin dan sangat tidak disarankan menggunakan sendal jepit atau slippers yang licin. Sebaiknya menggunakan sandal gunung atau sepatu kets untuk melindungi kaki dan demi keamaan kita sendiri ketika trekking.
Pulau Kelor ini pulau tidak berpenghuni dan menjadi salah satu ikon TNK. Walaupun jalur trekkingnya yang "gak asik" (kalo kata anak muda sekarang mah) tapi tetap Pulau Kelor mampu menyihir banyak orang untuk berpose terbukti dengan banyaknya poto-poto yang berseliweran di sosmed.
"tengik"squads no#1 diatas Pulau Kelor |
Pulau Rinca
Pulau kedua dihari pertama sailing komodo ini, termasuk salah satu Pulau favorit dengan binatang Komodo. Banyak yang memilih untuk mengunjungi pulau ini karena relatif lebih mudah untuk bertemu dengan Abang Komo. Sekali ketemu Abang Komo bisa 3-5 ekor yang sedang santai berjemur seolah-olah menunggu untuk dipoto oleh para pengunjung. Sebelum memasuki lebih dalam Pulau Rinca, para pengunjung akan dibriefing oleh para ranger, tentang bagaimana pulau ini, bagaimana trik aman menghadapi si Abang Komo termasuk informasi tentang para pengunjung wanita yang sedang datang bulan untuk tidak disarankan ke pulau ini. Terkecuali jika pengunjung wanita tersebut sudah memasuki hari 5-6 dimana sudah tidak berdarah merah dan berbau (maaf agak sensitif untuk berbicara ini) tapi harus diinformasikan demi keamanan kita semua.
Sedikit tentang si Abang Komo ini, penduduk lokal menyebutnya Ora. Merupakan predator no 1 di rantai kehidupan di pulau ini. Termasuk famili biawak, Si Abang Komo ini merupakan binatang langka dunia yang hidup di Indonesia, penciuman yang tajam bisa menjangkau 20-50meter. Dan yang pasti larinya kencang loohhh. Si Abang Komo ini juga akan memangsa sesamanya jika sudah tidak punya makanan, sehingga banyak bayi-bayi Komodo setelah lahir akan hidup dipohon-pohon untuk menghindari dan menyelamatkan diri sebagai mangsa para Abang Komo yang besar.
Jadi ini sekilas tentang si Abang Komo yaahhh..Jangan takut untuk datang, berpoto dan trekking di Pulau Rinca ini, asal mengikuti semua infomasi dan selalu patuh kepada ranger.
Si Abang Komo |
Pulau Kambing
Pulau ketiga yang kami kunjungi, disini kami menikmati senja yang indah dibibir pantai. Senja yang indah menutup hari.
![]() |
Full "tengik" squads |
Pulau Padar
Boleh dibilang Pulau Padar ini sekarang jadi ikon terkenalnya Taman Nasioal Komodo. Tidak sah kalo tidak ke Pulau Padar ππ
"tengik" squad no #2 on the peak of Padar island |
Hari kedua sailing komodo ini sudah diisi dengan keringat mengingat trekking ke Pulau Padar tidak mudah. Banyak yang jatuh terpeleset karena licinnya jalur trekking (termasuk Kaka dan G'ma Jo π
). Untuk dapat poto seperti diatas pun harus antri dan giliran. So jangan tunggu sampai Pulau Padar sudah kayak pasar baru datang yah. Buruaannn !!!! Tapi seh kalo mau sepi, pas bulan puasa lumayan sepi *katanyaaa hahahhaha
Oh iya, jangan lupa untuk memakai alas kaki yang nyaman, tidak licin, dan kuat yah untuk keselamatan kita sendiri. Kenapa ??? Karena terus terang jalur trekkingnya licin, pasir tanah, batu-batu kecil. Seperti Jeng Vera, yang menggunakan sandal tapi tidak licin jadi dia aman naik turun Pulau Padar. Salah satu triknya, injak rumput sebagai tumpuan, tapi ada juga yang terjebak jatuh karena alas kaki yang licin. Jadi harus yakin dan persiapkan dengan matang semua peralatanya. Biar aman, gak lucu kan pulang-pulang dari tanah flores badan bonyok disana-sini ππ..Apa kata dunia nanti hahhaah
Pink Beach atau Pantai Pink
![]() |
"tengik"squad no#4 in dolphin floats at Pink Beach |
Pantai dengan pasir berwarna pink yang sudah tidak pink lagi. Kenapa saya menyebut begini ?? Tahun 2014 masih sangat pink, kemudian di tahun 2016 datang kesana juga masih pink walaupun sudah ada sedikit memudar. Kemudian kembali pada tahun ini 2017, terasa beda. Pink nya hanya akan terlihat jika kita memotret dari atas bukit sisi kanan-kiri dari pantai. atau bahkan memotret lurus sejajar dengan obyek saat ombak menyapu binir pantai. Naaah baru kelihatan pinknya. Selebihnya jika dilihat kasat mata pink nya sudah memudar. Tapi jangan kuatir Pantai Pink ini masih jadi tujuan favorit para wisatawan. Dan semoga tidak punah ke-pink-an nya yah.
Gili Laba atau Gili Lawa
Meneruskan perjalanan menuju Gili Lawa atau yang biasa disebut dengan Gili Laba. Senja menyambut ketika sampai dipulau ini. Kami pun turun untuk menikmati perbukitan dan aksi foto-fotopun berlanjut hahahaa
formasi komplit "tengiks" squads |
Buat teman-teman yang belum mengunjungi Gili Lawa, haruuusss mengunjungi ini. Selain Pulau Padar yang menjadi ikon, menurut saya Gili Lawa ini pun tidak kalah cantiknya. Dengan bentangan padang rumputnya, bukit-bukitnya, pluuussss ngejar sunrisenya disini top banget.
cakep kan ??? |
ini sunrise di Gili Lawa |
seperti diluar negri kan ?? π |
Manta Point
Laut flores terkenal dengan pemandangan underwaternya. Salah satunya adalah Manta Ray. Manta sejenis Ikan Pari tetapi tidak berbisa alias stingless. Jadi banyak para pengunjung yang memilih free dive atau snorkling dilokasi ini untuk bertemu dengan Sang Manta..bukan Manta(n) yah hahaa
Sang Manta
|
Pulau Gusung
Satu lagi lokasi indah di Taman Nasiobal Komodo adalah Pulau Gusung. Bentangan gugusan pasir yang muncul ketika kondisi laut surut dengan latar belakang hijau laut dan pulau menambah indah lokasi ini.
ini nih Pulau Gusung |
Pulau Kanawa
The most famous island menurut orang-orang π. Underwaternya keren banget. Dari jetty nya ajah sudah bisa terlihat gugusan coral, ikan-ikan, penyu bahkan kalau beruntung kita bisa melihat ikan hiu muda alias anak ikan hiu berenang. Pada tahun 2014, pulau ini tidak memperbolehkan kapal lain berlabuh di dok nya selain wisatawan yang menginap di resort tersebut, seiring waktu kebijakan berubah termasuk kepemilikan berpindah tangan sehingga diperbolehkan kapal-kapal untuk berlabuh dan mengunjungi Pulau Kanawa secara gratis. Boleh duduk-duduk dipinggir pantai dan menikmati sajian di cafenya *asal bayar hahahaa
am floating like a boss |
Labuan Bajo
Selesai dari Pulau Kanawa, kapal kami kembali menuju dermaga Labuan Bajo untuk mengakhiri perjalanan sailing kami. Menikmati matahari terbenam di Labuan Bajo is also a must!!! π. Gak akan bosan deh untuk menikmati sunset disini, karena semuanya indah.
Senja di Labuan Bajo |
Ada beberapa lokasi yang bisa dikunjungi selama tinggal di Labuan Bajo. Antara lain :
- Gua Batu Cermin
- Air Terjun/ Cunca Wulang
- Air Terjun / Cunca Rami
- Goa Rangko
- Bukit Cinta
- Bukit Sylvia (sunset & sunrise point)
Tetapi karena terbatasnya waktu kami, jadilah hanya mengunjungi Gua Batu Cermin di hari terakhir kami. Dengan bekal karcis masuk idr 10.000/orang, kita bisa menikmati salah satu keajaiban alam ini. Dan yang pasti harus dengan penuh daya imajinasi yang tinggi yang untuk mengenal bentuk batu-batu didalam gua. Yang paling jelas tertangkap kasat mata adalah perumpamaan Bunda Maria, berbentuk telapak manusia dan forsil berbentuk kura-kura.
Gua batu cermin ini ditemukan oleh seorang Pastor Belanda yang juga seorang arkeolog pada tahun 1951 dengan hipotesis bahwa Pulau Flores terletak didasar laut. Pernyataan ini berdasarkan temuan coral dan fosil satwa laut didinding gua seperti yang disebut diatas. Jika siang Sinar matahari masuk ke gua melalui dinding-dinding gua, dan memantulkan cahayanya di dinding batu sehingga merefleksikan cahaya kecil ke areal lain dalam gua sehingga terlihat seperti cermin. Stalagtit dan stalagnit dalam gua terlihat berkilauan saat disinari cahaya senter maupun cahaya matahari. Kilauan ini disebabkan oleh kandungan garam di dalam air yang mengalir di saat turun hujan. Hal inilah yang membuat masyarakat sekitar menyebut gua ini dengan gua batu cermin.
Waktu terbaik mengunjungi Gua ini antara jam 12:00 - 12:30 siang. Dimana matahari beradak pas dipuncak kepala kita. Tapi sayang ketika kami berkunjung siang menjelang sore jadi tidak bisa menyaksikan pantulan cahayanya. Satu lagi yang buat unik, sepanjang jalan menuju Gua, kita disuguhi rimbunan pohon bambu. Kenapa dibilang unik ? karena pohon bambunya berduri. Bukan hanya mawar berduri, bambu pun diflores berduri ππ
stalagtit & stalagnit bercahaya ketika terkena sinar senter |
bambu berduri kakaaa |
Selesai sudah perjalanan 4H3M 'tengiks' squads di labuan bajo. Oh iya kenapa dikasih nama 'tengiks" ?? Jangan berpikiran yang macam-macam dulu yah. Buka kelakuan kami yang tengiks tapi karena cerita dikapal yang membuat kami sepakat untuk menyebut diri kami "tengiks" squads.
Cerita dikapal apa yah ?? hahahha edit ah biar hanya kami yang tahu
Salam dari "tengiks" squads.
Selamat Jalan-Jalan, Semoga Bisa Jalan Bersama
salam 'tengiks" |
No comments:
Post a Comment