Saturday, September 21, 2019

Jalan-jalan bersama Bolangers ke (Semarang) Yogyakarta




Wacana !!!!
Selalu itu kata-kata mujarab dan pamungkas buat bolangers ketika gagal jalan-jalan 🤣.

Ah males ujung-ujungnya wacana!!!
Hahahhaa yah gitulah manusia-manusia santai yg gk ngoyo untuk liburan walaupun sudah menabung hampir lebih dari setahun.

Yakin lu bisa izin ??!!
Yah bisa diaturlah itu mah. Yang penting tentuin ajah dulu tanggalnya, booking air bnb, itung-itung biaya dll dulu baru cuussss

Sesudah Lebaran atau sebelum puasa ??
Atau tanggal 18 April ajah ?!
Aduh jangan atuh aa, siapa  tahu belum beres di TPS-nya.
Oh ya udah atuh, kalau gitu abis Lebaran ajah
Kelamaan bruurrr
Ya kalau gitu sebelum puasa
Ok deal gak tanggal 26 April ?
Baelaaah !!!
Deal!!!
Ok!!!

Yakin lu pada mau roadtrip ??!!
Cikunir sampe Cikampek pasti macet banget.
Gak apa-apa, santai ajah nyetirnya juga
Gak usah ngoyo, sejalannya ajah lah

Ok!!!
Siaappp!!!

8 hari sebelum tanggal 26 April, gunjang-ganjing mulai terjadi..🤣..Ada yang ragu-ragu bisa cuti apa gak, ada yang ngepush untuk kasih kepastian cuti, ada yang dengan mantap info bisa cuti, ada yang woles-woles ajah, ada yang timbul tenggelam komen di group. 

3 hari menjelang hari H, pembicaraan mulai intens terjadi di wa group bolangers. Dari yang ganti mobil, perincian biaya, bahkan jam keberangkatan untuk hari H pun maju mundur cantik 🤣..
Berakhir dengan kesimpulan menggunakan mobil AA Gilang dan jam berangkat jam 2 siang dari Bogor kemudian akan bertemu dengan Mang Babas di km 19.

(perkenalan tentang grup kami = Bolangers)
oh iya flash back sedikit tentang siapa dan apa itu bolangers. Awal bertemu kami (Gilang, Basyarah, Bu Myrna dan beta) adalah teman kerja satu kantor di salah satu representative office bergerak di bidang garment yang berlokasi di Bogor.
Kebersamaan dimulai dan naman "Bolangers" tercipta setelah kami semua mencar dan keluar dari kantor tersebut. Bertemu hanya sekali-kali dan berencana trip tipis-tipis disekitar Bogor. Dimulai dengan Curug Leuwihijo, Barong, Leuwicepeut dkknya akirnya kami kasih namanya sajah grup kami Bolangers. Tukang Jalan aliang Tukang bolang ( main = dolan = jalan-jalan). Sampai akhirnya grup kami menjadi saksi Gilang menikah dan sang istri Delvy menjadi anggota kami. Bertambahnya Delvy jadi para wanita lebih ramai hahahaa..apalagi Jeng Delvy didaulat menjadi bendahara  grup, jadi makin mantap kami menabung untuk rencana trip bersama.


Tanggal 26 April 2019
OK..kita lanjutkan cerita tentang road trip yah..Pas hari H-nya, dengan titik meeting point di Damri Botani Square, kami pasukan Bogor (Gilang, Delvy, Bu Myrna dan beta) bertemu on time. Tawar menawar siapa yang nyetir pertama antara beta dengan Gilang dan akhirnya diputuskan Gilang yang menyetir. Okkeee cusss brengki lah kami. Riuh rendah saling mengobrol dalam perjalanan sampai berhenti menghilang suara karena ter"kunci" dalam kemacetan Cikunir dengan projek ruas jalan tidak terasa menghabiskan waktu sekitar 1.5-2 jam pelan-pelan membelah kemacetan. Dan tidak terasapun kita sampai di KM 19 - meeting point kedua untuk bertemu Mang Babas yang dari arah Jakarta. Memang dari awal perjalanan ini santai jadi kami tidak tegang atau ribut tentang macet tapi hanya benar-benar menikmati perjalanan.

Ngopi-ngopi tipis, istrahat Sholat, belanja cemilan, dan antri ATM pun menjadi aktivitas kami selama mengisi waktu di KM 19. Setelah selesai semua dan bertemu Mang Babas, cuusss atur posisilah kami dalam mobil. Yang awalnya satu orang mau dibelakang, berakhir dengan kursi belakang isinya barang-barang kami termasuk perbekalan dan taraaaa!!!! muatlah looh kami para wanita bertiga ini di kursi tengah hahaha..(ppsstt mohon diingat "bemper" beta dan bu DM lebih besar dan hanya Jeng Delvy yang kecil 😆). Perjalanan dilanjutkan masih dengan Gilang yang menyetir sampai KM 59 berhenti untuk Sholat Maghrib dan makan malam. Karena sepanjang perjalanan ada pembahasan tentang KFC, niat makan malampun terlaksana dengan 1 bucket ayam goreng KFC isi 9 potong diringi dengan hujan yang mengguyur saat itu.

Lanjutkan perjalanan dengan mengganti Mang Babas dibalik kemudi. Dan dasar kami para pejalan "tua bangka" baru hujan dan dingin sedikit, semua sudah mengeluarkan jacket dan sweater untuk menhangatkan badan dalam mobil. Hujan yang lumayan lebat membuat kami semua waspada dan saling membantu, tentu sajah dengan ngobrol yang tidak putus-putuskan. 

Istrahat ketiga pun kami lakukan sekalian ke toilet dan istrahatkan mobil sebentar (tapi lupa di KM berapa itu). Dengan Mang Babas di balik kemudi, mobil kembali di pacu dan memasuki wilayah tol CIPALI. Woooww roadtrip ngetes tol baru dari awal niat pun membuat kami semangat. Walau agak sedikit rancau dengan petunjuk jalan yang exit Yogyakarta, tapi akhirnya kami mantapkan tetap di jalur tol. Gas pooolll Mang !!! 😆

Sekitar jam 12 malam lebih, kami memutuskan untuk berhenti lagi di rest area, istrahat sebentar sambil mengisi BBM. Tapi sayang rest area yang kami masuki tidak punya proper pom bensin dan hanya ada satu pom kecil di ujung jalan keluar rest area. Diskusi tentang singgah di Semarang pun terjadi mengingat waktu yang sudah lewat dari target untuk masuk Yogya (dikarenakan macet Cikunir tadi). Mang Babas mengontak Prast (salah satu teman yang dulu sekantor dengan bolangers) yang tinggal dan kerja di Semarang.

"oohh lu masih daerah situ ?? Masih jauh itu..belum lagi keluar Bawen lu"
"Udah ke Semarang ajah dulu istrahat semalam"
(kemudian rundingan bolangers pun terjadi dan setuju untuk istrahat di Semarang).

"ini gue kasih no guest house yang bisa lu sewa semalam"
"ok, makasih Prast"
(Menelpon guest housenya dan ternyata sudah penuh)

"penuh euuyy, Prast"
(dikostnya prast ajah atuh kalo bisa sewa 1 kamar untuk wanitanya dan laki-lakinya bisa dikamar prast kan - para wanita ini memberi ide).
"di kost lu ada kamar kosong gak ?"
"bentar gue tanyakan ke ibu penjaga kost-nya"
"ok"

Dengan Gilang yang memegang kendali setir, gaasss kembali pooollll dan semangat baru lagi karena memang sebenarnya sudah lama juga punya rencana untuk main ke Semarang..daannnn pagi buta, sepertinya rencana kami akan terlaksana.

Exit toll Kali Kangkung pun kami lakukan. Memilih jalur yang kosong, tap kartu pertama gak terbuka gerbang, tap kedua lagi masih tidak bisa dan akhirnya membunyikan klakson untuk tanda  memanggil petugas. Suara klakson kami pun disambut oleh seorang petugas yang datang menhampiri. Dengan sigap langsung membuka "laci belakang" dari mesin tap

"saldo tidak cukup mas"
( angka tertera IDR 65.900 di mesin setelah tap pertama dengan tetap tangan kirinya masih di bagian belakang mesin menekan sesuatu)
"gak  mungkin mas, tadi terakhir saldo mash ada 400ribuan'

"no seri kartu gak cocok mas, gak sama dengan yang terakhir tap"
(dengan tangan kirinya yang masih dibelakang mesin menekan sesuatu)
"gak mungkin lah mas !! cuman bawa satu kartu"

teettt..teeettt..klakson dari mobil di belakang pun mulai meneror. Kesal dengan ketidakmengertian mobil belakang, para wanita bolangers pun ikut emosi dan teriak 
" sabar ooii ini mesinnya gak bisa"
"brisik lu"
"gak ngerti amat lu"


bla bla bla pun terjadi dan lanjut argumen dengan mas petugas itu dan akhirnya kami harus membayar 275rban untuk bisa membuka gerbang dan melanjutkan perjalanan. 

"udah jalan ajah"
(saking emosinya, sampai gak ambil kembalian dan tiket tolnya).

Semua teori mencuat setelah kami lanjutkan perjalanan. Masih dengan keyakinan bahwa saldo kami ada dan menyesal tidak memotret wajah "oknum" mas petugas itu membuat perjalanan menuju Semarang semakin “injak” gas supaya cepat sampai dan mencari Alfamart / Indomart untuk mengecek saldo E-toll kami.

dan tau gak ??? saldo kami memang masih banyak dan semakin keras dugaan kami bahwa duit 275rban itu masuk kantong "oknum" mas petugas itu karena tidak keluar karcis dengan dalih macam-macam mas petugasnya. 

Tapi dasar kami yaahh..sudah merasa dikerjain seperti itu juga pun, kami  masih mengakui "kehebatan mental" mas petugas itu yang tidak gugup dan "santai" melawan argumen 5 orang bolangers. 1 lawan 5 cooyyy..buat yang kerja di dunia garment, pasti tau kan bawelnya merchandiser kalau beradu argument ?? ahhhahaha dan mas "oknum" petugas pun menang cooyyy hahahha..

dan masih untung kami menyimpan bukti kertas terakhir tap sehingga membuat kami mantap menyebut mas petugas itu sebagai "oknum". Oh iya, satu lagi hikmah dari kejadian ini, selalu mengecek no kartu E-toll kita dengan nota toll yang ada, jadi kalo ada alasan nomer kartu tidak sama, kita semua bisa memberi jawaban.

CN:603298XXXXXXXX59 no kartu yang tertera di kertas bukti toll





Bukti saldo kami pun masih ada Rp. 468.000 lagi dan pelajaran yang sangat berharga kami dapatkan bahwa dengan zaman yang mulai cashless beginipun masih ada celah buat "oknum" untuk bermain curang. Terima kasih yah Mas petugas tol Kali Kangkung untuk pembelajaranya.

Kekesalan kami pun sudah mulai reda dengan melihat muka Prast yang datang menghampiri dan menjemput kami di Indomart dekat perempatan ADA Swalayan Semarang. Dan buat beta yang pernah tinggal dan kerja di Semarang senang bangeettt karena bisa melihat lagi dan menceritakan dengan semangat bahwa kontrakan beta dulu di belakang ADA Swalayan ahahhaa.

Roadtrip bolangers yang pertama berlabuh di kota Semarang.
Lupakan Kali Kangkung.
mari ngorookkk.
hahahaa


27 April 2019
Semangat baru di hari yang cerah. Istrahat lumayan dengan kamar yang bersih pas banget buat ngecharges tenaga Bolangers. Dan dasar kami tukang jalan yah, walaupun mulai tidur jam 1:30 pagi tidak menghalangi kami untuk bangun pagi dan menjalani aktivitas mandi, ngopi dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan.

Mendadak terjadi "pembajakan" orang Semarang untuk menemani kami jalan-jalan. Pak Tri Ananto pun akhirnya berhasil dibujuk oleh Bu Myrna untuk joint ke Yogya. Rencana diatur dan cusss kami menuju sarapan Soto de perempatan antara Kota dan Ungaran.

Picture by Jeng Delvy


Selesai sarapan, lanjut menuju Lawang Sewu, perkiraan waktu untuk explore sekitar 1-2 jam, sebelum makan siang kita harus meluncur menuju Ungaran untuk lanjut ke Yogyakarta. Makan siang di Sate Klatak Ungaran sebagai meeting point dengan Prast dan Pak Tri Ananto. Sate Klatak, sate daging sapi yang rasa hampir sama dengan Maranggi (kalo di Sunda/ Jawa Barat), sop sapi, atau tongseng juga bisa.


Pasukan komplit.. 😀


Dengan mengambil jalur Tol Semarang - Bawen, rombongan terbagi dua, satu mobil sebagai pembuka jalan dan penunjuk arah jalan berisikan rombongan kelas ringan Prast, Pak Tri dan Mang Babas dan mobil kedua berisikan rombongan kelas berat  Aa Gilang, Jeng Delvy, By Myrna dan beta. Sopir AKAP pun siap beraksi dengan navigator bu Myrna duduk disamping.

Gasss !! tanpa berhenti, tempel trus, ada kalanya saling nyalip di tengah kemacetan. Berhenti di beberapa titik peristrahatan dan memasuki wilayah Surakarta kurang lebih 2 jam-an




"Capek gak ??"
"Gak" 

mungkin karena senang jalan bareng jadi capek pun tidak berasa, hanya rasa pantat pegal hahaha (sama aja joonnn 😀). Memasuki wilayah Yogyakarta tepat Adzan Maghrib dan memutuskan untuk langsung menuju lokasi penginapan Air BnB yang sudah diurus oleh Bu Myrna. Penginapan bernama Omah Yoja ( dibaca Omah Yojo), untuk 2 malam kedepan buat kami bertujuh. Lokasinya pun sekitar 10-15 menit ke Malioboro, Wi-Fi , Kamar AC, dan yang terpenting banyak jajanan lewat termasuk wedang ronde hehhehe..




Istrahat sebentar, kembali ke jalanan menuju lokasi Warung Bakmi Jowo Mbah Gito. Ok, siap-siap antri dan bakal lama makanan datang, tapi yah masih standard lah gak terlalu lama juga makanan sudah datang sesuai pesanan. Mungkin karena kami bawa santai, mengobrol dan foto-foto sehingga tak terasa waktu menunggu makanannya. 






Awalnya mau foto atau  video dari dapur warung, tapi sepertinya akan panjang urusanya mengingat suasana ramai dan mungkin tidak diperbolehkan oleh mereka, jadi hanya foto ayamnya sajah hahaha

ayamnya seksiihh yah 😀

Beres makan, rombongan kembali ke Omah Yojo. Beberapa ide untuk "jalan malam" agak tidak terlaksana mengingat besok pagi sekitar jam 3 pagi harus berangkat untuk mengejar sunrise di Puthuk Setumbu. 

Eiittsss tapi akhirnya pasukan berisikan 3 orang keluar malam juga dan sekitar jam 2 pagi  baru pulang. Giliran mereka pulang tidur, yang lainnya bangun mandi untuk persiapan menuju Puhtuk Setumbu. Alhasil, sunrise gak dapat tapi tetap kami menuju ke lokasi. Karena dari awal perjalanan ini tidak ngoyo yah santai ajah sedapatnya saja kata anak-anak bolangers.


28 April 2019
Malah Kami beruntung untuk naik ke Puthuk Setumbu dan tidak mengejar sunrise, karena menurut bapak-bapak penjual gorengan "ora no matahari nek koq, mendung tadi"..dan ketika kami naik kebanyakan orang pada turun, jadi lokasi Puthuk Setumbu seperti milik pribadi alias sepi hahaha

Hari ini pun kami habiskan untuk explore dan bersantai, mengingat sore harinya kami aakan kembali ke Jakarta, dengan target jam 3-4 pagi masuk Jakarta.

Puthuk Setumbu, selain bisa menikmati matahari terbit dan kabutnya yang menyelimuti Candi Borobudur, Gunung Merapi dan Gereja Ayam, sekarang ada wahana lain untuk swafoto seperti kami nampang ini



Yuk ngopi !! Ayookk..meluncur turun dari Puthuk Setumbu dan tetap rombongan mobil pertama sebagai penunjuk jalan, kami sampai di Warung Kopi Badhek. Warung kopi yang terletak di belakang  halaman parkir Candi Borobudur, dan kami bisa melihat mbil VW combi berseliweran dari arah Candi. Karena di Candi Borobudur sekarangpun ada wahana keliling candi dan melihat suasana pedesaan mengunakan mobil VW.

Warung Kopi Badhek ini benar-benar 100% masakan desa, bahan-bahanya pun dari kebun dan yang pasti disini murah meriah banget. All you can eat ada paket idr 7500/orang. Nasi putih, sayur 2 macam, bihun goreng dan kalo ingin ikan atau ayam bisa pesan sebagai menu pendamping dengan harga terpisah. Foto after till before yah..hhahaa

sesudah makan, salah satu sudut di Kopi Badhek

sementara menunggu lele mangut datang 😀

kekenyangan

mulai kekenyangan

sibuk makan

Masing-masing dengan menunya sendiri dan berakhir dengan leyeh-leyeh kekenyangan. Lanjut menuju Ibukotah (Yogya), kami putuskan untuk menikmati Gelato Tempo Doeloe. Etdaah antrian yang panjang untuk order dan cari tempat dudukpun gak buat kami surutkan langkah, santaaaii sedapatnya kan moto kami hahha

Selesai gelato selesai sudah kenikmatan sesaat kami di Yogyakarta, kembali ke Omah Yojo, istrahat, mandi-mandi dan siap cusss kami meluncur kembali menuju CIPALI dan Ibukota Jakarta.

Jadi ini lokasi yang kami sambangin selama roadtrip :
Semarang - Soto, Lawang Sewu, Sate Klatak
Yogyakarta - Bakmi Jowo Mbah Gito, Puthuk Setumbu, Warung Kopi Badhek, Gelato Tempo Doeloe

Perincian biaya nanti yah dimasing lokasi, karena akan beta ceritakan lebih detail lagi.
Menyusul cerita tentang Lawang Sewu, Puthuk Setumbu dan Warung Kopi Badhek, mengingat Gelato, soto dan sate klatak sudah banyak yang ulas jadi perkiraan biayapun sudah bisa ditemukan.


Sampai Jumpa di cerita selanjutnya yah..
Semoga bermanfaat,


Cheers, nona flores.

Pengalaman Glamping di Trizara Resort

Untuk merayakan ulang tahun Bu DM alias Madam yang ke-50, kita mutusin untuk liburan ke Bandung. Lihat-lihat lokasi dan hotel dilakukan via ...