Sunday, February 18, 2018

Desa Trunyan - Alarm Kehidupan Kita


DESA TRUNYAN - ALARM KEHIDUPAN KITA






Setelah beberapa tahun memikirkan untuk mengunjungi Desa Trunyan, akhirnya pada tanggal 10 Februari 2018, bisa melihat langsung lokasi dan mengantar tamu untuk mengunjunginya.

“Kenapa mau ke Trunyan, bu ??” pertanyaan pertama yang terlontar ketika mendapat itinerary singkat lokasi/daerah tempat wisata yang harus dikunjungi sesuai perminta rombongan tamu.

“Trunyan itu alarm kehidupan, biar kita tidak lupa bahwa kita akan berakhir seperti itu suatu waktu”.
Jawaban yang singkat tapi sangat dalam maknanya, mengingat saya tipe orang yang lebih “membenci” kematian daripada apa pun di dunia ini.


Susunan Tengkorak yang ada di Sema Wayah




Sebelum menuju Desa Trunyan, banyak teman yang ingatkan untuk hati-hati ketika deal harga perahu. Karena banyak cerita bahwa sering diberhentikan ditengah danau, kemudian dimintakan harga baru. Sehingga terpacu untuk mencari paket tur desa trunyan yang resmi. Browsing dan diskusi via telpon dengan Pak Yasa pun berhasil mempertemukan saya dengan Toya Devasa. Salah satu operator tur trunyan, dibawah naungan managemen Hotel The Ayu Kintamani. Bahkan hotel inipun ada dermaga sendiri untuk naik perahu menuju desa trunyan. Dengan fasilitas lengkap, pilihan menginap tamu pun di hotel ini. Komplit sudah 😀.



Diwajibkan menggunakan pelampung selama penyebrangan


Sudut Villa Deluxe-The Ayu Kintamani Hotel




Sekilas tentang Desa Trunyan, salah satu desa di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Untuk menjangkau Desa trunyan, kita harus menyebrangi Danau Batur sekitar kurang lebih 10-15 menit tergantung kondisi Danau Batur. Disarankan waktu pagi hari menuju Desa Trunyan.


Desa yang tergenang - sebelah pemakaman



Adat Desa Terunyan mengatur tata cara menguburkan mayat bagi warganya. Di desa ini ada tiga kuburan(sema) yang diperuntukan bagi tiga jenis kematian yang berbeda. Apabila salah seorang warga Trunyan meninggal secara wajar, mayatnya ditutupi kain putih, diupacarai, kemudian diletakkan tanpa dikubur di bawah pohon besar bernama  Taru Menyan,  di sebuah lokasi bernama Sema Wayah.

Namun, apabila penyebab kematiannya tidak wajar, seperti karena kecelakaan, bunuh diri, atau dibunuh orang, mayatnya akan diletakan di lokasi yang bernama Sema Bantas. Sedangkan untuk mengubur bayi dan anak kecil, atau warga yang sudah dewasa tetapi belum menikah, akan diletakan di Sema Muda (Rumah Miarta Yasa).

Sema Wayah


Pohon Taru Menyan


Penjelasan mengapa mayat yang diletakan dengan rapi di sema itu tidak menimbulkan bau padahal secara alamiah, tetap terjadi penguraian atas mayat-mayat tersebut ini disebabkan pohon Taru Menyan tersebut, yang bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk mayat. Taru berarti pohon, sedang Menyan berarti harum. Pohon Taru Menyan ini, hanya tumbuh di daerah ini. Jadilah Tarumenyan yang kemudian lebih dikenal sebagai Terunyan yang diyakini sebagai asal usul nama desa tersebut.
(sumber : Wikipedia dan Pak Putu Yasa – Local Guide)

Penjelasan Guide - Paket Tur Trunyan Hotel



Jika tidak menggunakan jasa tur dari pihak hotel :
  • melalui dermaga umum, dengan mencari dan membeli tiket dari loket pemerintah yang ada disana
  • atau jika memilih dengan perahu masyarakat lokal, pastikan anda mengajak guide (dengan baju adat bali) sehingga terhindar dari "palak" 

Selain itu juga yang perlu diperhatikan sebelum menuju Desa Trunyan :
  • Dilarang keras menggunakan parfum atau wewangian, karena bau jenazah akan "ketarik" keluar
  • dilarang keras mengambil dan membawa pulang barang-barang atau benda-benda yang ditemui di dalam sema
  • Usahakan menyebrang dipagi hari sekitar jam 9-11 siang sehingga udara masih fresh dan kondisi air danau sedang surut
  • Yang pasti harus "PERMISI" dan meluruskan niat supaya perjalanan kita aman sampai kembali.
  • Siapkan donasi secukupnya dan seikhlasnya jika tidak mengambil paket dari hotel. Jika mengambil paket tur dari hotel, donasi sudah termasuk tanggungan pihak penyelenggara tur. 


-   Dan memang desa trunyan ini alarm kehidupan kita. Dengan penuh hormat dan kesadaran sendiri, saya memutuskan untuk tidak mengambil foto / memotret jenazah-jenazah dari dekat, walaupun ketika kami berkunjung ada jenazah yang masih berumur 8 hari. Dan dengan tidak mengurangi rasa hormat dan ketaatan agama yang saya anut pun, saya berdoa untuk para "jiwa" yang ada di sema.

    Jika ingin menghubungi The Ayu Kintamani Hotel
    No telp : +62821-4516-2102
    Ibu Debby

    Jika ingin berdiskusi dan menyewa jasa guide 
    No telp : +62812-396-0053
    Pak Putu Yasa


koin asli zaman dulu  sebagai sesajen 

Semoga cerita saya bermanfaat dan tidak membuat takut untuk mengunjungi Desa Trunyan..😀

Selamat Jalan-Jalan, Semoga Bisa Jalan Bersama


Salam dari beta



Pengalaman Glamping di Trizara Resort

Untuk merayakan ulang tahun Bu DM alias Madam yang ke-50, kita mutusin untuk liburan ke Bandung. Lihat-lihat lokasi dan hotel dilakukan via ...